Sebuah”Bong” yang Diduga Peninggalan Datu Bayan, Ada di Sekotong
Lombok Barat, (Lombok Fokus)- Sebuah “Bong” atau kendi tempat penampungan air wudhu berusia ratusan tahun, terdapat di sebuah masjid di Dusun Telaga Lebur DesaSekotong Tengah Kecamatan Sekotong Lombok Barat.
“Bong” yang konon merupakan peninggalan sejarah islam wetu telu tersebut di tempatkan di sebuah bangunan berukuran 3×3 meter,dengan atap berbentuk limas.
Berada di dalam area masjid Raudatul Muslimin, Dusun Telaga Lebur Kebon.
Menurut penduduk setempat,hanya para tetua dan orang dewasa saja yang di bolehkan berwudu di tempat ini.Wanita yang sedang haid juga di larang masuk.
Untuk tempat wudhu,pengurus masjid menyediakan tempat wudu lainnya, dan bisa di gunakan untuk umum.
Bong inilah yang menjadi salah satu benda peninggalan sejarah yang di jadikan objek berita,saat liputan acara jejak jejak islam TVRI NTB di Kecamatan Sekotong.Sabtu 29 juni 2019.
Juru kunci bong tersebut adalah Haji Abdul Hamid (50 tahun),seorang kiai di dusun setempat. Haji Abdul Hamid menceritakan, bahwa dia menerima kunci bong tersebut secara turun temurun.
Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut,bahwa bong ini memiliki ke istimewaan.Beberapa di antaranya adalah bentuk fisiknya.Dimana kalau bong lainnya jika di taruh di tempat yang lembab,maka akan lumutan.Sementara bong ini tetap tampak seperti baru.Tidak terlihat ada lumut yang menempel.
Selain itu juga, banyak warga dusun bahkan hingga luar Kabupaten Lombok Barat datang untuk memita air.Konon air tersebut di gunakan sebagai obat penyembuhan.
“Banyak warga yang datang dari Lombok Timur dan Lombok Tengah datang tasyakuran disini.Mereka sebelumnya datang meminta air bong.Saya tidak tahu,apakah penyakit mereka sembuh, atau hajat mereka terpenuhi,hingga mereka datang syukuran kemari,”cerita Haji Abdul Hamid,saat di wawancarai TVRI NTB.
Sementara itu dari sisi sejarah, bong tersebut konon di bawa oleh Datu Bayan, untuk di berikan kepada saudaranya yakni Datu Kedaro.
Karena tutup bong tersebut tertinggal di bayan, benda yang berusia ratusan tahun ini dibiarkan terbuka.
Apakah benar bong ini di bawa dari bayan ?
Siapakah Bapuq Beleq yang konon di suruh membawa bong ini ke “Teben” oleh Datu Bayan ?
Benang merah sejarahnya masih di selimuti tanda tanya.(sid)?
www.lombokfokus.com