Persatuan pondok Pesantren Al Halimy (PALAHY) menggelar Muktamar ke I dan merayakan Hari Ulang Tahun satu abad pondok tersebut di hadiri oleh penceramah kondang KH. Ahmad Muafiq atau yang akrab di sapa Gus Muafiq.
pada acara tersebut di hadiri oleh ribuan alumni dan masyarakat sekitar tampak antusias menunggu nya dari pukul 09.00 pagi hingga Gus Muafiq tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 waktu Indonesia Tengah.
Penyampaian yang ringan namun penuh makna di sertai dengan humor yang relevan dengan kontes yang di sampaikan membuat masyarakat menikmati tanpa lelah dan sesekali masyarakat ikut bersolawat ketika Gus muafiq mengajak nya. Interaksi antara Gus muafiq dengan jamaah yang hadir membuat masyarakat bertahan mendengar ceramah ulama Jogjakarta ini dengan kurnag lebih 1.30 menit.
“Kita bersyukur dan senang sekali Gus Muafiq bisa hadir di acara ini” ujan TGH. Munajib Khalid Pengasuh Pesantren NU Al Halimy desa sesele kec. Gunung sari kabupaten Lombok barat, Senin (08/07)
Mustasyar NU NTB ini juga menambah bahwa Selama ini kita mendengar dan menyimaknya di media sosial ceramah Gus Muafiq begitu dalam ke ilmuan nya namun di sampaikan dengan ringan Hingga mudah di mengerti. Di samping itu juga penguasaan sejarah peradaban Islam di dunia yang luas membuat enak di dengar.
“Oleh karena itu kami ucapakan terimakasih atas waktunya Gus Muafiq pada pondok kami” katanya
Sementara Ketua PWNU NTB Prof. TGH. Masnun Tahir dalam sambutannya nya menyampaikan terimakasih kepada Gus Muafiq yang baru hadir di pondok tersebut. Walaupun ini kali kedua Gus Muafiq hadir di Lombok setelah menghadiri konferensi wilayah NU NTB awal 2019 lalu.
“Hadirnya beliau ini agar menghalau masyarakat di rasukai paham Wahabi, dimana ada Pontensi paham Wahabi beliau hadir” terangnya di sambut aploas alumni dan jamaah yang hadir
Gus Muafiq menyampaikan ceramah nya di awal dengan sejarah Islam hingga masuk di Nusantara. “Kita ini pangkat nya murid ulama, karena Islam lahir di makah maka sinyal lokal kadang-kadang hilang, baru takbir solat ada jual bokso titing-ting eh bakso” katanya di sambut tawa hadirin.
“Karena kepala bolong maka oleh para ulama di minta menambal pakai zikir. Akhiri akhir ini zikir di bid’ahkan karena tidak ada zikir sambil gerakkan kepala di jaman Nabi. mereka tidak bahwa kita tidak berada di jaman Rasulullah maka kalau diam ya tidur.” Urainya di sambut tawa
Lebih lanjut ya menyampaikan bahwa umat Islam di Indonesia ini adalah muridnya ulama maka berislam jangann Aneh aneh, jangan juga sok sok’an keras. Karena belum tentu di terima di masyarakat dengan cara dakwah yang keras.
Gus muafiq juga mengajak masyarakat hidup rukun di bawah naungan Negara Kesatuan republik Indonesia dan Pancasila sebagai ideologi bangsa.