Kekuatan Ketiga Akan Tumbangkan Petahana di Pilkada Lombok Utara.

Mataram, (Lombok Fokus)- Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram memprediksi petahana, Najmul Ahyar akan tumbang dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Lombok Utara pada 2020,  seandainya Bupati KLU tersebut  maju lagi untuk periode berikutnya .

Direktur M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto mengatakan prediksi ini datang dari sejumlah analisa yang dibuat. Menurut pria yang akrab disapa Didu, Bupati Najmul Ahyar sangat rentan digoyang lantaran kinerjanya dalam memimpin Lombok Utara.

“Ada tiga hal yang membuat M16 prediksi bahwa petahana akan tumbang,” ujar Didu melalui siaran pers Mi6 , Sabtu  (27/7).

Pertama, soal penanganan bencana oleh Pemkab Lombok Utara, yang menurut Didu,  terkesan bertele-tele dan lamban, bahkan jika dibandingkan dengan wilayah terdampak gempa lain di NTB.

Kedua, keberadaan kerabat bupati yang mengisi sejumlah posisi strategis di jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), dalam pandangan Didu, akan menimbulkan persepsi negatif bagi masyarakat.

“Apapun itu ketika ada unsur kekerabatan masuk dalam lingkaran kekuasaan  bisa jadi  akan mempengaruhi persepsi warga dan menimbulkan kesan yang tidak elok ,” kata Didu.

Ketiga, M16 menyoroti posisi Najmul sebagai sekretaris jenderal (sekjen) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) membuat fokusnya dalam memimpin daerah menjadi terpecah.

Didu mensinyalir , masyarakat Lombok Utara bahwa  kepemimpinan Johan Sjamsu, Bupati Lombok Utara periode 2010-2015 dan Najmul Ahyar, Bupati Lombok Utara periode 2105-2020, terkesan  tidak ada bedanya.

“M16 memprediksi akan muncul kekuatan ketiga karena masyarakat mencari figur tidak seperti yang dua (bupati) itu tadi,” ucap Didu.

Didu menilai masyarakat Lombok Utara diduga  menginginkan figur baru yang mampu membawa terobosan guna mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat. Didu mengatakan, Lombok Utara pada dasarnya memiliki potensi besar untuk maju dan berkembang. Namun sayangnya, hal ini tidak dimaksimalkan. Didu mengambil contoh potensi pariwisata Lombok Utara yang memiliki kawasan tiga gili hingga jalur pendakian Gunung Rinjani melalui pintu Senaru.

“Lombok Utara potensinya sangat besar, tapi sayang tidak pernah digarap maksimal. Seharusnya Pemkab Lombok Utara serius mengeluarkan potensi terbaik warganya,” kata Didu.

Oleh karena itu, Didu menilai para pendatang baru memiliki peluang besar memenangkan Pilkada Lombok Utara, asalkan mempunyai gagasan dan terobosan yang tidak biasa daripada para pemimpin sebelumnya.

“Dengan peluang yang besar itu seharusnya para partai politik berani mendorong kader terbaiknya maju di Pilkada Lombok Utara sebagai kekuatan ketiga,” ungkap Didu.

Sementara itu Lembaga Kajian Sosial dan Politik  Mi6 adalah Lembaga Nirlaba yang berdiri sejak 4 Oktober 2012 yang  digagas oleh Ketua Dewan Pendiri Mi6 , Muklis Tolomundu yang juga mantan jurnalis Majalah Tempo era 80 an dan Majalah Matra .

www.lombokfokus.com

Kekuatan Ketiga Akan Tumbangkan Petahana di Pilkada Lombok Utara.

Mataram, (Lombok Fokus)- Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram memprediksi petahana, Najmul Ahyar akan tumbang dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Lombok Utara pada 2020,  seandainya Bupati KLU tersebut  maju lagi untuk periode berikutnya .

Direktur M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto mengatakan prediksi ini datang dari sejumlah analisa yang dibuat. Menurut pria yang akrab disapa Didu, Bupati Najmul Ahyar sangat rentan digoyang lantaran kinerjanya dalam memimpin Lombok Utara.

“Ada tiga hal yang membuat M16 prediksi bahwa petahana akan tumbang,” ujar Didu melalui siaran pers Mi6 , Sabtu  (27/7).

Pertama, soal penanganan bencana oleh Pemkab Lombok Utara, yang menurut Didu,  terkesan bertele-tele dan lamban, bahkan jika dibandingkan dengan wilayah terdampak gempa lain di NTB.

Kedua, keberadaan kerabat bupati yang mengisi sejumlah posisi strategis di jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), dalam pandangan Didu, akan menimbulkan persepsi negatif bagi masyarakat.

“Apapun itu ketika ada unsur kekerabatan masuk dalam lingkaran kekuasaan  bisa jadi  akan mempengaruhi persepsi warga dan menimbulkan kesan yang tidak elok ,” kata Didu.

Ketiga, M16 menyoroti posisi Najmul sebagai sekretaris jenderal (sekjen) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) membuat fokusnya dalam memimpin daerah menjadi terpecah.

Didu mensinyalir , masyarakat Lombok Utara bahwa  kepemimpinan Johan Sjamsu, Bupati Lombok Utara periode 2010-2015 dan Najmul Ahyar, Bupati Lombok Utara periode 2105-2020, terkesan  tidak ada bedanya.

“M16 memprediksi akan muncul kekuatan ketiga karena masyarakat mencari figur tidak seperti yang dua (bupati) itu tadi,” ucap Didu.

Didu menilai masyarakat Lombok Utara diduga  menginginkan figur baru yang mampu membawa terobosan guna mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat. Didu mengatakan, Lombok Utara pada dasarnya memiliki potensi besar untuk maju dan berkembang. Namun sayangnya, hal ini tidak dimaksimalkan. Didu mengambil contoh potensi pariwisata Lombok Utara yang memiliki kawasan tiga gili hingga jalur pendakian Gunung Rinjani melalui pintu Senaru.

“Lombok Utara potensinya sangat besar, tapi sayang tidak pernah digarap maksimal. Seharusnya Pemkab Lombok Utara serius mengeluarkan potensi terbaik warganya,” kata Didu.

Oleh karena itu, Didu menilai para pendatang baru memiliki peluang besar memenangkan Pilkada Lombok Utara, asalkan mempunyai gagasan dan terobosan yang tidak biasa daripada para pemimpin sebelumnya.

“Dengan peluang yang besar itu seharusnya para partai politik berani mendorong kader terbaiknya maju di Pilkada Lombok Utara sebagai kekuatan ketiga,” ungkap Didu.

Sementara itu Lembaga Kajian Sosial dan Politik  Mi6 adalah Lembaga Nirlaba yang berdiri sejak 4 Oktober 2012 yang  digagas oleh Ketua Dewan Pendiri Mi6 , Muklis Tolomundu yang juga mantan jurnalis Majalah Tempo era 80 an dan Majalah Matra .

www.lombokfokus.com