Pembangunan Ponpes “Zainul Hafidz At-Taufiq”, Dihadiri Gubernur NTB Hingga Para Alim Ulama

Peletakan Batu Pertama Ponpes “Zainul Hafidz” At-Taufiq dihadiri oleh Gubenur NTB, bupati Lombok Barat, SKPD, Camat Sekotong, Kepala Desa, para alim ulama
Lombok Barat,  (Lombok Fokus). Setelah sekian lama masyarakat Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat merindukan lembaga pondok pesantren yang khusus mempelajari kitab kuning akhirnya segera terwujud. Tak ayal bentuk rasa syukur tersebut dalam acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Lembaga Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren “Zainul Hafidz” At-Taufiq, Dusun Sepi, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat dihadiri oleh Gubenur NTB, bupati Lombok Barat, SKPD, Camat Sekotong, Kepala Desa, para alim ulama, Hadir pula TGH. Turmudzi bagu dan ketua PCNU Lombok Barat Dr. Nazar Naamy berserta rombongan dan tak kalah pentingnya juga penemu Metode Amtsilati yakni KH. Taufikul Hakim bangsri Jepara Jawa tengah serta ribuan masyarakat Dusun Sepi Desa Buwun Mas secara khusus dan Sekotong secara umum yang sedari awal bersuka cita. Minggu, (18/8/19).

some_text
“Tamu yg hadir diperkirakan 4500 orang, Tuan guru se-pulau Lombok, seluruh Kades, kadus sekotong lembar, toga Tomas Topem dari berbagai penjuru Lombok, Santri yang sudah datang 70 orang dan itupun tidak dicari tapi datang sendiri” Kata ketua Panitia.

Bupati dalam sambutannya mengatakan”perlunya sebuah lembaga yang akan menjadi sentral di kec Sekotong karena perubahan dan dinamika kedepan yg terus bergerak”.
Pendiri sekaligus pimpinan yayasan Pondok Pesantren “Zainul Hafidz” At-Taufik ini adalah H. Sahwan, yang tidak asing lagi karena selama ini telah mengabdi, berbaur dan menghibahkan dirinya di tengah-tengah masyarakat Desa Buwu dalam bidang pendidikan Islam.
H. Sahwan bukan ustadz atau kiyai, apa yg dilakukannya adalah ambil bagian untuk ikut serta mencerdaskan generasi bangsa. Terlebih kitab kuning yg semakin asing karena semakin langka yang bisa membaca dan memahaminya. Pimpinan Yayasan tersebut berharap arahan dan bimbingan semua pihak untuk bagaimana membuat lembaganya bisa maju dan semakin berbenah ke depannya. KH. Tautikul Hakim sang penemu Metode Amtsilati sangat mengapresiasi langkah H. Sahwan demi agama Allah
Metode yang akan diterapkan di Ponpes ini adalah Amtsilati yakni kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara cepat.
Secara bahasa, kata “amtsilati” bermakna “contohku”, maksudnya metode yang digagasnya dituangkan dalam bentuk buku dengan banyak contoh agar mudah dipahami.

Amtsilati yang digagas oleh KH. Taufikul Hakim ini ditulis dalam lima jilid: satu jilid tentang Khulashah (ringkasan dan intisari kitab Alfiyah Ibnu Malik, yang kitab aslinya terdiri dari 1000 bait nazham); dua jilid Mutammimah (berarti pelengkap dari Khulashah sebelum masuk ke kaidah-kaidah, seperti pembicaraan tentang nashab, rafa’, dan lain-lain, yang merupakan penerapan dari rumus-rumus yang ada di Khulashah). Satu jilid Qa`idati (berisi kaidah-kaidah tata bahasa Arab), dan satu jilid Sharfiyyah (berisi tentang pola-pola kata, tambahan-tambahan dalam kata, bentuk masa lalu, masa sekarang, perintah, dan lain-lain).

“Saya menjadi saksi akan tempat bersejarah ini, di dusun Sepi ini akan menjadi pemain dalam percaturan peradaban umat manusia dan pendiri pondok pesantren ini akan menuliskan sejarahnya yang menggembirakan bagi Sekotong dan bagi Indonesia yang lebih baik seperti cerita nenek moyang orang Thailand yang memberikan kebebasan bagi generasinya untuk menulis dan menyimpulkan kisah ular dan macan yang melegenda” Sambutan Zulkiflimansyah Gubernur Nusa Tenggara Barat dalam peletakan batu pertama menyemangati para peserta yang hadir.
www.lombokfokus.com

Pembangunan Ponpes “Zainul Hafidz At-Taufiq”, Dihadiri Gubernur NTB Hingga Para Alim Ulama

Peletakan Batu Pertama Ponpes “Zainul Hafidz” At-Taufiq dihadiri oleh Gubenur NTB, bupati Lombok Barat, SKPD, Camat Sekotong, Kepala Desa, para alim ulama
Lombok Barat,  (Lombok Fokus). Setelah sekian lama masyarakat Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat merindukan lembaga pondok pesantren yang khusus mempelajari kitab kuning akhirnya segera terwujud. Tak ayal bentuk rasa syukur tersebut dalam acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Lembaga Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren “Zainul Hafidz” At-Taufiq, Dusun Sepi, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat dihadiri oleh Gubenur NTB, bupati Lombok Barat, SKPD, Camat Sekotong, Kepala Desa, para alim ulama, Hadir pula TGH. Turmudzi bagu dan ketua PCNU Lombok Barat Dr. Nazar Naamy berserta rombongan dan tak kalah pentingnya juga penemu Metode Amtsilati yakni KH. Taufikul Hakim bangsri Jepara Jawa tengah serta ribuan masyarakat Dusun Sepi Desa Buwun Mas secara khusus dan Sekotong secara umum yang sedari awal bersuka cita. Minggu, (18/8/19).

some_text
“Tamu yg hadir diperkirakan 4500 orang, Tuan guru se-pulau Lombok, seluruh Kades, kadus sekotong lembar, toga Tomas Topem dari berbagai penjuru Lombok, Santri yang sudah datang 70 orang dan itupun tidak dicari tapi datang sendiri” Kata ketua Panitia.

Bupati dalam sambutannya mengatakan”perlunya sebuah lembaga yang akan menjadi sentral di kec Sekotong karena perubahan dan dinamika kedepan yg terus bergerak”.
Pendiri sekaligus pimpinan yayasan Pondok Pesantren “Zainul Hafidz” At-Taufik ini adalah H. Sahwan, yang tidak asing lagi karena selama ini telah mengabdi, berbaur dan menghibahkan dirinya di tengah-tengah masyarakat Desa Buwu dalam bidang pendidikan Islam.
H. Sahwan bukan ustadz atau kiyai, apa yg dilakukannya adalah ambil bagian untuk ikut serta mencerdaskan generasi bangsa. Terlebih kitab kuning yg semakin asing karena semakin langka yang bisa membaca dan memahaminya. Pimpinan Yayasan tersebut berharap arahan dan bimbingan semua pihak untuk bagaimana membuat lembaganya bisa maju dan semakin berbenah ke depannya. KH. Tautikul Hakim sang penemu Metode Amtsilati sangat mengapresiasi langkah H. Sahwan demi agama Allah
Metode yang akan diterapkan di Ponpes ini adalah Amtsilati yakni kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara cepat.
Secara bahasa, kata “amtsilati” bermakna “contohku”, maksudnya metode yang digagasnya dituangkan dalam bentuk buku dengan banyak contoh agar mudah dipahami.

Amtsilati yang digagas oleh KH. Taufikul Hakim ini ditulis dalam lima jilid: satu jilid tentang Khulashah (ringkasan dan intisari kitab Alfiyah Ibnu Malik, yang kitab aslinya terdiri dari 1000 bait nazham); dua jilid Mutammimah (berarti pelengkap dari Khulashah sebelum masuk ke kaidah-kaidah, seperti pembicaraan tentang nashab, rafa’, dan lain-lain, yang merupakan penerapan dari rumus-rumus yang ada di Khulashah). Satu jilid Qa`idati (berisi kaidah-kaidah tata bahasa Arab), dan satu jilid Sharfiyyah (berisi tentang pola-pola kata, tambahan-tambahan dalam kata, bentuk masa lalu, masa sekarang, perintah, dan lain-lain).

“Saya menjadi saksi akan tempat bersejarah ini, di dusun Sepi ini akan menjadi pemain dalam percaturan peradaban umat manusia dan pendiri pondok pesantren ini akan menuliskan sejarahnya yang menggembirakan bagi Sekotong dan bagi Indonesia yang lebih baik seperti cerita nenek moyang orang Thailand yang memberikan kebebasan bagi generasinya untuk menulis dan menyimpulkan kisah ular dan macan yang melegenda” Sambutan Zulkiflimansyah Gubernur Nusa Tenggara Barat dalam peletakan batu pertama menyemangati para peserta yang hadir.
www.lombokfokus.com