Aksi unjukrasa evaluasi kinerja pemerintahan Zul-Rohmi yang di gelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nusa Tenggara Barat di depan kantor gubernur NTB, Kamis (19/9) di warnai kericuhan.
Kericuhan di picu saat mahasiswa mencoba merangsek masuk ke dalam kantor gubernur yang di jaga ketat aparat kepolisian dan pol pp. Massa yang mencoba menerobos barikade polisi tersebut nyaris saling baku pukul.
Situasi makin memanas ketika Pol PP mengamankan salah seorang mahasiswa meskipun akhirnya di lepaskan lagi.
Dalam aksi ini PMII menilai satu tahun pemerintahan Zul-Rohmi gagal. Mereka menyoroti sejumlah program yang menjadi program unggulan Zul-Rohmi diantaranya, APBD NTB 2020, Zero Waste, bea siswa ke luar negeri, kawasan Mandalika dan penanganan korban gempa serta penutupan tambang Prabu di Lombok Tengah.
Menurut mereka semua program tersebut tidak menunjukan hasil yang nyata bahkan lebih terkesan menghambur hamburkan anggaran daerah.
Seperti program Zero Waste massa aksi menyoroti anggaran yang mencapai milyaran rupiah namun di nilai tidak memberikan hasil yang maksimal. Begitu juga dengan beasiswa keluar negeri di minta untuk di evaluasi. Merekapun mempertanyakan sumber anggaran untuk pengiriman mahasiswa keluar negeri tersebut.
Dalam aksi ini mahasiswa melayangkan 6 tuntutan, diantaranya pada program zero waste agar melibatkan pemulung serta petugas kebersihan dan di anggarkan melalui APBD. Menuntut percepatan pembangunan RTG, mengevaluasi program beasiswa keluar negeri, memberikan solusi bagi penambang di gunung Prabu serta menuntut agar pembangunan sirkuit motogp melibatkan masyarakat setempat.
Hingga usai aksi tidak ada satupun pejabat Pemprov NTB yang menemui massa aksi. Mereka mengancam akan menggelar unjukrasa dengan jumlah massa yang lebih banyak bila tuntutan tidak di penuhi.(RZ)