Farouk Pamit dari DPD RI, Berharap yang Muda-muda yang Maju

Anggota DPD RI dua periode Farouk Muhammad pamit kepada masyarakat NTB dan mengucapkan terima kasih telah mendukung selama dua periode sebagai senator.

MATARAM, Lombok Fokus – Masa tugas dan jabatan Farouk Muhammad sebagai anggota senator atau DPD RI selama periode akan segera berakhir setelah pada pileg lalu gagal melenggang ke senayan.

Farouk pun pamit undur menjadi wakil masyarakat NTB di senayan. Acara “pamitan” Farouk ini di gelar secara sederhana di kantor DPD RI di Mataram dan di saksikan sejumlah pejabat Kota Mataram, Jum’at (20/9). Kepada wartawan Farouk mengatakan ucapan terima kasih kepada masyarakat NTB yang telah memilihnya selama dua periode.

Kepada anggota DPD RI yang baru terpilih, Farouk menaruh ekspektasi tinggi dimana kinerja senator yang baru akan lebih baik. Ia pun berharap senator yang baru mempunyai kemampuan lobi serta debat masalah anggaran dan persoalan lainnya untuk kemajuan daerah.

“Harus mampu melobi pusat bagaimana anggaran di pusat bisa di bawa ke daerah untuk pembangunan daerah, ini harus di miliki, banyak sumber daya di pusat yang bisa di alihkan ke daerah untuk menunjang pembangunan,” ujarnya kepada wartawan.

Farouk bercerita selama berkarir sebagai senator dua periode perdebatan panjang dengan Mendagri yang pada saat itu di jabat Gamawan Fauzi terkait dengan dana desa serta dana kelurahan menjadi tugas dan momen yang tidak bisa di lupakannya.

Farouk menyatakan setelah melalui perdebatan panjang dan di lanjutkan dalam sidang paripurna dan keputusan presiden RI, pemerintah pusat akhirnya menyetujui di alokasikan anggaran dana desa.

“Itu momen yang tidak bisa saya lupakan, perdebatannya panjang, tetapi saya pribadi punya kedekatan secara personal jadi perdebatannya juga tidak sepanas yang di bayangkan.”

“melalui perdebatan panjang itu kita perjuangkan anggaran desa dan anggaran kelurahan dan alhamdulilah itu lolos,” ceritanya.

Namun satu hal yang menurutnya belum tuntas di laksanakan yakni merealisasikan terbentuknya PPS, Samawa Rea dan Kabupaten Lombok Selatan. Khusus PPS kata Farouk menjadi pekerjaan rumah bagi legislator yang baru. Namun ia berharap isu PPS ini tidak akan membuat masyarakat NTB terkotak kotak.

“Pembentukan PPS, Samawa Rea dan KLS itu yang belum bisa saya tuntaskan, kita tau masih moratorium untuk DOB dan ini menjadi “PR” anggota dewan baik DPR dan DPD asal NTB untuk tetap mengawal nya,” jelas Farouk.

Disinggung aktivitas usai tidak lagi menjadi anggota DPD RI, Farouk mengatakan dirinya akan kembali lagi ke kampus mengajar di PTIK dan UI.

“Kalau vakum sih tidak ya, karena bagaimanapun saya masih ada kegiatan, ya kembali ke kampus lagi,” ucapnya.

Terkait dengan pemilihan kepala daerah yang akan di gelar pada tahun 2020, Farouk menegaskan dirinya tidak berminat untuk maju dan lebih mendorong pemimpin dari kalangan muda untuk bertarung.

“Saya tidak tertarik untuk maju, biarkan yang muda muda yang maju,” lanjut nya.

Farouk pun berharap NTB akan semakin baik di bawah kepemimpinan Zul-Rohmi dan legislator di pusat dapat berbicara banyak untuk membuat NTB semakin mendapatkan posisi di pusat.(Red)

www.lombokfokus.com