Mahasiswa UNRAM Demo dari Kampus Hingga DPRD

MATARAM – LF|  Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Garda Biru adakan aksi Gerakan 24 September (G24S) di gedung Rektorat Unram (24/09). Aksi ini bertujuan untuk menagih janji dan penyelesaian dari birokrasi Unram atas berbagai permasalahan yang ada. Berbagai permasalahan tersebut kemudian dirumuskan menjadi 9 poin tuntutan yang dibawa oleh massa aksi.

Aksi yang dimulai pukul 08.00 Wita ini diawali dengan penjemputan massa ke fakultas-fakultas yang diiringi oleh orasi penyemangat kemudian berlanjut ke titik aksi di gedung Rektorat Unram.
Dalam orasinya, Muhammad Amri Akbar selaku ketua BEM Unram mengajak seluruh mahasiswa bergabung dalam aksi ini untuk menyuarakan apa yang menjadi keresahan mereka selama ini.

gambar Iklan

Aksi sempat berlangsung tegang ketika massa memaksa masuk ke gedung rektorat menemui Rektor Unram untuk menyampaikan secara langsung 9 point tuntutan yang dibawa. Tidak lama, rektor Unram kemudian turun menemui massa untuk kemudian mendengarkan 9 poin tuntutan. Diwakili oleh Amri, 9 poin tuntutan dibacakan. Adapun isi 9 poin tuntutan tersebut sebagai berikut :
1. Pemotongan UKT untuk mahasiswa yang sudah mencentang tugas akhir atau skripsi.
2. Memperbaiki sistem KKN yang carut marut dan kampus memberikan bantuan akomodasi
keberangkatan dan seragam KKN.
3. Mempercepat pengadaan fasilitas sesuai dengan kebutuhan setiap fakultas (AC, LCD,
CCTV, Kursi, Meja, Alat dan bahan praktikum, router WIFI di seluruh Unram, dan lain-lain).
4. Transparansi Anggaran Kemahasiswaan.
5. Menaikkan anggaran Kemahasiswaan (BEM UNRAM, DPM UNRAM, UKM UNRAM
BEM F, DPM F, HMJ/HMPS, UKF, Lomba-lomba Mahasiswa dan Pembinaan
Mahasiswaan lainnya).
6. Menuntut Pimpinan Kampus untuk segera menyelesaikan kasus suap KKN dan penilapan
Beasiswa BidikMisi Pengganti sesuai hukum yang berlaku.
7. Menerbitkan SK Rektor tentang penghapusan Uang Pangkal bagi mahasiswa yang tidak
mampu.
8. Merumuskan kebijakan yang tidak merugikan mahasiswa dalam perubahan kurikulum
mata kuliah umum TPB.
9. Melibatkan Mahasiswa dalam pengambilan kebijakan kampus yang hasilnya berdampak
langsung bagi mahasiswa

Massa juga menuntut adanya kesepakatan tertulis dari Rektor Unram terkait tuntutan massa yang direalisasikan dalam waktu 1 jam. Massa juga mengancam tidak akan bubar sebelum Rektor menjawab tuntutan massa.
“Mari kita sama-sama kawal 9 poin yang menjadi tuntutan kita, ” ujar Irwan, ketua BEM FEB sekaligus sebagai koordinator lapangan 1.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Amri Akbar dalam orasinya.
“Kami tidak akan mundur sebelum tuntutan kami dipenuhi,” ucapnya.

Hingga siang hari, massa masih bertahan di gedung Rektorat Unram untuk menunggu jawaban. Sempat terjadi ketegangan dan aksi saling dorong antara massa dan petugas keamanan saat massa memaksa kembali menemui Rektor untuk meminta kepastian jawaban atas tuntutan massa.
“Jika bapak Rektor tidak mau menemui kami lagi, kami siap dipanggil untuk berdiskusi mengenai hal ini,” ujar Amri.

Dikonfirmasi tentang rencana aksi penolakan RU KUHP, Amri tegaskan akan turun dengan nama Aliansi Rakyat Menggugat yang rencananya akan aksi besok (26/9) pagi.

www.lombokfokus.com

Mahasiswa UNRAM Demo dari Kampus Hingga DPRD

MATARAM – LF|  Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Garda Biru adakan aksi Gerakan 24 September (G24S) di gedung Rektorat Unram (24/09). Aksi ini bertujuan untuk menagih janji dan penyelesaian dari birokrasi Unram atas berbagai permasalahan yang ada. Berbagai permasalahan tersebut kemudian dirumuskan menjadi 9 poin tuntutan yang dibawa oleh massa aksi.

Aksi yang dimulai pukul 08.00 Wita ini diawali dengan penjemputan massa ke fakultas-fakultas yang diiringi oleh orasi penyemangat kemudian berlanjut ke titik aksi di gedung Rektorat Unram.
Dalam orasinya, Muhammad Amri Akbar selaku ketua BEM Unram mengajak seluruh mahasiswa bergabung dalam aksi ini untuk menyuarakan apa yang menjadi keresahan mereka selama ini.

gambar Iklan

Aksi sempat berlangsung tegang ketika massa memaksa masuk ke gedung rektorat menemui Rektor Unram untuk menyampaikan secara langsung 9 point tuntutan yang dibawa. Tidak lama, rektor Unram kemudian turun menemui massa untuk kemudian mendengarkan 9 poin tuntutan. Diwakili oleh Amri, 9 poin tuntutan dibacakan. Adapun isi 9 poin tuntutan tersebut sebagai berikut :
1. Pemotongan UKT untuk mahasiswa yang sudah mencentang tugas akhir atau skripsi.
2. Memperbaiki sistem KKN yang carut marut dan kampus memberikan bantuan akomodasi
keberangkatan dan seragam KKN.
3. Mempercepat pengadaan fasilitas sesuai dengan kebutuhan setiap fakultas (AC, LCD,
CCTV, Kursi, Meja, Alat dan bahan praktikum, router WIFI di seluruh Unram, dan lain-lain).
4. Transparansi Anggaran Kemahasiswaan.
5. Menaikkan anggaran Kemahasiswaan (BEM UNRAM, DPM UNRAM, UKM UNRAM
BEM F, DPM F, HMJ/HMPS, UKF, Lomba-lomba Mahasiswa dan Pembinaan
Mahasiswaan lainnya).
6. Menuntut Pimpinan Kampus untuk segera menyelesaikan kasus suap KKN dan penilapan
Beasiswa BidikMisi Pengganti sesuai hukum yang berlaku.
7. Menerbitkan SK Rektor tentang penghapusan Uang Pangkal bagi mahasiswa yang tidak
mampu.
8. Merumuskan kebijakan yang tidak merugikan mahasiswa dalam perubahan kurikulum
mata kuliah umum TPB.
9. Melibatkan Mahasiswa dalam pengambilan kebijakan kampus yang hasilnya berdampak
langsung bagi mahasiswa

Massa juga menuntut adanya kesepakatan tertulis dari Rektor Unram terkait tuntutan massa yang direalisasikan dalam waktu 1 jam. Massa juga mengancam tidak akan bubar sebelum Rektor menjawab tuntutan massa.
“Mari kita sama-sama kawal 9 poin yang menjadi tuntutan kita, ” ujar Irwan, ketua BEM FEB sekaligus sebagai koordinator lapangan 1.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Amri Akbar dalam orasinya.
“Kami tidak akan mundur sebelum tuntutan kami dipenuhi,” ucapnya.

Hingga siang hari, massa masih bertahan di gedung Rektorat Unram untuk menunggu jawaban. Sempat terjadi ketegangan dan aksi saling dorong antara massa dan petugas keamanan saat massa memaksa kembali menemui Rektor untuk meminta kepastian jawaban atas tuntutan massa.
“Jika bapak Rektor tidak mau menemui kami lagi, kami siap dipanggil untuk berdiskusi mengenai hal ini,” ujar Amri.

Dikonfirmasi tentang rencana aksi penolakan RU KUHP, Amri tegaskan akan turun dengan nama Aliansi Rakyat Menggugat yang rencananya akan aksi besok (26/9) pagi.

www.lombokfokus.com