Lombok Tengah – Anggota DPRD NTB, Akhdianysah hadir sebagai salah satu pembicara dalam halaqah (ceramah) kebangsaan yang diselenggarakan Badan Ekskutif Mahasiswa Institut Agama Islam Qamarul Huda (BEM IAIQH ) Ponpes Qomarul Huda Desa Bagu Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, Senin (14/10).
Dalam halaqoh tersebut hadir pula sebagai pembicara Kapolda NTB yang diwakili Kabag Binmas Polda NTB AKBP Saparuddin dan pembina Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH. Lalu Muhamad Turmuzi Badarudin.
Halaqoh kebangsaan mengangkat tema “Meneguhkan Komitmen Kebangsaan Menuju Indonesia Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur” diisi dengan pengajian dan doa bersama yang dipimpin pembina Ponpes Qomarul Huda TGH. Lalu Muhammad turmuzi Badarudin. Acara halaqoh juga dihadiri perwakilan Mahasiswa dari masing-masing Universitas seperti Universitas Islam Qamarul Huda Badarudin (UNIQHBA), STMIK Praya Loteng, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Mataram, UIN Mataram, Unram, Universitas Hamzanwadi Pancor Lotim, IKIP Mataram dan para pelajar MA (Madrasah Aliyah) Ponpes Qamarul Huda Bagu.
Akhdianysah dalam penyampaiannya mengatakan bahwa Indonesia punya azimat perekat yakni PBNU, “PBNU (pancasila, bhineka, nkri dan uud45) adalah azimat bagi kerekatan indonesia.” ungkapnya.
pria yang dikenal sebagai Guru To’i kelahiran Dompu ini mengatakan Indonesia akan menghadapi Globalisasi, “Tantangan kita kedepan termasuk ntb yg hotrogen .. Adalah menghadapi globalisasi yg menggilas garis batas antar negara,, sehingga tak ada batas antar negara mellaui teknologi akan berjalan massif.. Ini akan menusuk nadir keindonesiaan tanpa sadar secara alami akan mengalir.” jelasnya.
selain globalisasi, ancaman Indonesia yang paling bahaya yakni Ideologi Transnasional yang sudah bergerak secara masif, ” Transnasional.. Karena ini ideologi maka akan bergerak secara massif, sisitimatis dan terstruktur.. Ini juga akan menggilas identitas keindonesiaan secara halus bahkan hhmari ini sangat terbuka.” ungkap Alumni Aktivis PMII Mataram.
“Untuk menguatkan sprit kebangsaan.. Maka diperlukan penguatan PBNU dan budaya lokal sekaligus sebagai identitas dan tameng gila globalisasi dan transnasional.” jelasnya dihadapan para peserta.
ia berpesan agar IAIQ menjadi garda terdepan mengusung Ideologi kebangsaan, “Mahasiswa dan civitas akademi IAIQ harus terdepan mengusung ideologi kebangsaan.. Karena ini adalah jihad sesungguhnya.” tutupnya.