Diskusi M16, Gubernur NTB dengar Masukan Calon Sekda

Mataram – Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 menyelenggarakan Diskusi Kamisan bertajuk “Sekda NTB Idola” di De-Lima Cafe, Kota Mataram, Kamis, 17 Oktober 2019.

Diskusi tersebut menghadirkan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah sebagai pembicara utama. Selain Gubernur, sejumlah tokoh yang menjadi narasumber utama seperti, Lesa Demarkasi Hasan Masat, Anggota DPRD NTB Ruslan Turmuzi, Aktivis PMII Lombok Timur Taufik Hidayat ,  Aktivis LSM SUAKA , Bustomi Taifuri dan Wakil Direktur Mi6, Nasib Ikroman

Anggota Dewan Pendiri Mi6 , Hendra Kesumah membuka acara diskusi kamisan mengatakan Mi6 mengapresiasi keterbukaan dan demokratisasi di era pemerintahan ZulRohmi termasuk membuka diskursus tentang Pemilihan Sekda NTB. Ada fenomena baru dalam pemilihan Sekda NTB ada keterlibatan masyarakat memberikan masukan terkait Sekda NTB yang baik .

“Mi6 mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan atensi Pak Gubernur NTB yang bersedia hadir mendengarkan masukan dalam forum Kamisan ini,” kata Hendra.

Dalam diskusi yang dipimpin Ahmad SH tersebut dihadiri puluhan mahasiswa, aktivis, politisi hingga awak media.

Gubernur di awal diskusi mengatakan, mengenal dengan baik lima calon Sekda. Kendati demikian, dia berharap melalui diskusi, gubernur mendapat informasi tambahan soal calon Sekda.

“Walaupun gini-gini gubernur punya peran menentukan Sekda. Lima calonnya hebat-hebat. Tapi saya perlu mendengar informasi dari teman-teman,” katanya.

Gubernur berharap Sekda NTB ke depan dapat sejalan dengan kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.

“Saya butuh Sekda minimal orang yang tidak punya agenda berbeda dengan gubernur. Semua orang saya kenal baik dan semua bisa kerjasama,” ujarnya.

“Kita ini manusia biasa dalam proses mengambil keputusan, oleh karena itu saya ingin dengar siapa sebenarnya yang disuarakan,” katanya.

Hasan Masat dari Lesa Demarkasi, mengatakan, panitia seleksi (Pansel) calon Sekda NTB harus bekerja dengan profesional. Dia berharap Pansel tidak memilih Sekda berdasarkan keterwakilan wilayah.

“Pansel jangan sampai karena keterwakilan wilayah memilih Sekda. Saya berharap Pansel dan Gubernur jangan sampai Sekda itu keterwakilan,” ucapnya.

Dia berharap agar pendapat publik dapat didengar untuk memberikan masukan terkait calon Sekda.

“Pendapat umum harus diberikan ruang siapa figur yang tepat. Figur penting dan saya berharap nantinya gubernur bijaksana memilih yang memiliki fungsi pelayanan dan reformasi birokrasi,” ungkapnya.

Taufik Hidayat, Perwakilan KNPI Lombok Timur, dalam diskusinya mengatakan sepakat jika Pansel tidak mendukung calon berdasarkan kewilayahan, namun dia juga meminta Pansel tidak mendukung Sekda berbasis organisasi kemasyarakatan.

“Sekda ini pejabat administratif yang sekiranya mengakomodir pelayanan publik di NTB. Melihat Sekda tidak hanya melihat wilayah, tapi perlu dicermati jangan juga Sekda dilihat dari perspektif Ormas. Kita sepakat lima tokoh adalah orang hebat dan baik,” terangnya.

Opik sapaan akrabnya secara terang menyebut nama calon yang dijagokan, yaitu Assisten II Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah.

“Ridwansyah ASN senior dan saya yakini mampu bisa jadi bawahan dan mengartikulasikan kepentingan daerah, tentunya NTB gemilang dapat diraih dengan cepat,” ungkapnya.

Bustomi Taifuri dari LSM Suaka, dalam diskusinya memberikan kritikan pada pemerintahan Zul-Rohmi. Beberapa catatan kritiknya dilontarkan langsung di hadapan Zulkieflimansyah.

“Di kepemimpinan gubernur saat ini saya lihat compang-camping dalam perjalanan, misalnya memburuk eksekutif dan legislatif, kurang baiknya hubungan pemerintah provinsi dan kabupaten Lombok Tengah. Kemudian ada beberapa persoalan seperti KEK. Apalagi penilaian Ombudsman soal maladministrasi,” cetusnya.

Anggota DPRD NTB Fraksi PDIP, Ruslan Turmudzi, lebih bersikap netral dalam menyikapi eforia pemilihan Sekda. Dia menyadari penentuan Sekda tidak dapat diintervensi.

“Saya lihat ada Pansel di luar Pansel.
Saya selaku anggota DPRD Fraksi PDIP tidak akan meminta karena saya dulu bukan pendukung Pak Gubernur,” ucapnya.

Dia juga menjelaskan pemilihan Sekda bukan merupakan hak prerogatif gubernur. Melainkan pemerintah pusat.

“Pansel akan mengusulkan tiga orang, tentu yang terbaik dari lima orang. Tapi hati-hati ini bukan hak prerogatif gubernur. Gubernur akan usulkan ke Mendagri. Mungkin Mendagri akan diganti karena sebentar lagi presiden akan dilantik,” ungkapnya.

Ruslan menegaskan, lima cakon Sekda memang figur pejabat yang berkompeten. Namin hal ini tidak menafikan kiprah mereka masing-masing.

Ia sempat menyebut dua nama yakni Dr H Iswandi dan H Ridwansyah. Dua figur ini menurutnya punya nilai lebih.

Iswandi yang saat ini Penjabat Sekda dinilai punya kontribusi dalam pembangunan NTB, meski hanya sebagas pejabat sementara.

“Iswandi ibaratnya sudah berdarah-darah. Hal ini tentu akan jadi pertimbangan juga,” kata Ruslan.

Wakil Direktur M16, Nasib Ikroman, mengkritisi seorang senior dalam dunia politik yang ikut bermain dalam politik NTB masa kini. Meskipun dia tidak menyebut siapa yang dikritisi, namun Achip sapaan akrabnya merasa keterlibatan seorang senior dalam dunia politik justru merusak iklim politik dan demokrasi di NTB.

“Visi Sekda bagaimana sukseskan visi gubernur. Sehingga saya pikir yang mendukung Sekda agak gak masuk, cuma satu hal yang saya keberatan, kok ada orang yang sudah lama pensiun kok ikut buka lapak. Saingan dengan yang lain, itu agak mengganggu kita sebagai generasi saat ini,” jelasnya.

Sementara, tokoh pemuda NW, yang juga menjadi sahabat sejati gubernur, Fihiruddin, dengan tegas mendukung Iswandi sebagai Sekda NTB.

“Saya adalah orang paling dekat dengan Gubernur. Kita mengkritisi gubernur bukan kita benci, tapi kita cinta,” ujarnya.

“Lima calon Sekda putra-putri terbaik NTB, terlepas dari masalalu. Saya yakini apa yang dilakukan Pansel berjalan baik. Saya satu-satunya orang yang mendukung Iswandi. Saya menitip Pak Iswandi sama gubernur,” katanya.

Di akhir diskusi, Gubernur NTB berterimakasih pada M16 yang menyelenggarakan diskusi tersebut. Menurutnya, dari diskusi tersebut dia mendapat banyak masukan soal Sekda ideal.

“Saya terimakasih apa yang disampaikan sebagai informasi yang luar biasa. Kalau hasil Pansel ditetapkan tinggal kita serahkan di pemerintah pusat dengan pertimbangan gubernur. Terimakasih pada M16 yang juga menyelenggarakan diskusi ini,” ucapnya.

Gubernur NTB DR. H. Zulkieflimansyah (kanan) bersama Chris Parangan Mantan Direktur Komunikasi Politik Jokowi – Ma’ruf Amin Prov. NTB. (Foto / Dok.)

Terkait dengan keikutsertaan istrinya (Dra.Hj.Baiq Eva Nurcahya Nin
gsih,M.Si.) sebagai salah seorang Peserta dari 5 Calon SekProv itu, Chris mengatakan Diskusi semacam ini adalah masukan atau pengingat dalam level ‘sunah’ saja kepada Pak Gubernur dan Wakil Gubernur NTB selaku ‘user’ untuk pejabat Sekda. Bahwa masukan dalam level ‘wajib’, itulah yang diberikan Pansel. Apapun nantinya Keputusan Pansel dan Gubernur, selayaknya kita (insyaAllah) bagian dari orang orang beriman Wajib Sami’na Wa Atho’na saja,”kata Fungsionaris Pusat Partai Golkar ini sedikit bertausiah jumat.
Pansel tidak mengenal ‘titah’ kembar dalam suatu opini.

Pansel dimandatkan oleh Gubernur untuk mengambil satu keputusan yang Absolut, yang mana Keputusan itu hanya bisa diintervensi hasilnya oleh Sang Pemberi Mandat. Itulah Gubernur.
Hanya Sang Gubernurlah yang Punya Hak Diskresi untuk ‘mengintervensi’ Hasil Pansel itu dalam balutan niat ‘kesempurnaan’, “tegas Suami dari Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Prov. NTB, Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahya Ningsih, M.Si., di Mataram,Jumat (18 / 10).

www.lombokfokus.com

Diskusi M16, Gubernur NTB dengar Masukan Calon Sekda

Mataram – Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 menyelenggarakan Diskusi Kamisan bertajuk “Sekda NTB Idola” di De-Lima Cafe, Kota Mataram, Kamis, 17 Oktober 2019.

Diskusi tersebut menghadirkan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah sebagai pembicara utama. Selain Gubernur, sejumlah tokoh yang menjadi narasumber utama seperti, Lesa Demarkasi Hasan Masat, Anggota DPRD NTB Ruslan Turmuzi, Aktivis PMII Lombok Timur Taufik Hidayat ,  Aktivis LSM SUAKA , Bustomi Taifuri dan Wakil Direktur Mi6, Nasib Ikroman

Anggota Dewan Pendiri Mi6 , Hendra Kesumah membuka acara diskusi kamisan mengatakan Mi6 mengapresiasi keterbukaan dan demokratisasi di era pemerintahan ZulRohmi termasuk membuka diskursus tentang Pemilihan Sekda NTB. Ada fenomena baru dalam pemilihan Sekda NTB ada keterlibatan masyarakat memberikan masukan terkait Sekda NTB yang baik .

“Mi6 mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan atensi Pak Gubernur NTB yang bersedia hadir mendengarkan masukan dalam forum Kamisan ini,” kata Hendra.

Dalam diskusi yang dipimpin Ahmad SH tersebut dihadiri puluhan mahasiswa, aktivis, politisi hingga awak media.

Gubernur di awal diskusi mengatakan, mengenal dengan baik lima calon Sekda. Kendati demikian, dia berharap melalui diskusi, gubernur mendapat informasi tambahan soal calon Sekda.

“Walaupun gini-gini gubernur punya peran menentukan Sekda. Lima calonnya hebat-hebat. Tapi saya perlu mendengar informasi dari teman-teman,” katanya.

Gubernur berharap Sekda NTB ke depan dapat sejalan dengan kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.

“Saya butuh Sekda minimal orang yang tidak punya agenda berbeda dengan gubernur. Semua orang saya kenal baik dan semua bisa kerjasama,” ujarnya.

“Kita ini manusia biasa dalam proses mengambil keputusan, oleh karena itu saya ingin dengar siapa sebenarnya yang disuarakan,” katanya.

Hasan Masat dari Lesa Demarkasi, mengatakan, panitia seleksi (Pansel) calon Sekda NTB harus bekerja dengan profesional. Dia berharap Pansel tidak memilih Sekda berdasarkan keterwakilan wilayah.

“Pansel jangan sampai karena keterwakilan wilayah memilih Sekda. Saya berharap Pansel dan Gubernur jangan sampai Sekda itu keterwakilan,” ucapnya.

Dia berharap agar pendapat publik dapat didengar untuk memberikan masukan terkait calon Sekda.

“Pendapat umum harus diberikan ruang siapa figur yang tepat. Figur penting dan saya berharap nantinya gubernur bijaksana memilih yang memiliki fungsi pelayanan dan reformasi birokrasi,” ungkapnya.

Taufik Hidayat, Perwakilan KNPI Lombok Timur, dalam diskusinya mengatakan sepakat jika Pansel tidak mendukung calon berdasarkan kewilayahan, namun dia juga meminta Pansel tidak mendukung Sekda berbasis organisasi kemasyarakatan.

“Sekda ini pejabat administratif yang sekiranya mengakomodir pelayanan publik di NTB. Melihat Sekda tidak hanya melihat wilayah, tapi perlu dicermati jangan juga Sekda dilihat dari perspektif Ormas. Kita sepakat lima tokoh adalah orang hebat dan baik,” terangnya.

Opik sapaan akrabnya secara terang menyebut nama calon yang dijagokan, yaitu Assisten II Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah.

“Ridwansyah ASN senior dan saya yakini mampu bisa jadi bawahan dan mengartikulasikan kepentingan daerah, tentunya NTB gemilang dapat diraih dengan cepat,” ungkapnya.

Bustomi Taifuri dari LSM Suaka, dalam diskusinya memberikan kritikan pada pemerintahan Zul-Rohmi. Beberapa catatan kritiknya dilontarkan langsung di hadapan Zulkieflimansyah.

“Di kepemimpinan gubernur saat ini saya lihat compang-camping dalam perjalanan, misalnya memburuk eksekutif dan legislatif, kurang baiknya hubungan pemerintah provinsi dan kabupaten Lombok Tengah. Kemudian ada beberapa persoalan seperti KEK. Apalagi penilaian Ombudsman soal maladministrasi,” cetusnya.

Anggota DPRD NTB Fraksi PDIP, Ruslan Turmudzi, lebih bersikap netral dalam menyikapi eforia pemilihan Sekda. Dia menyadari penentuan Sekda tidak dapat diintervensi.

“Saya lihat ada Pansel di luar Pansel.
Saya selaku anggota DPRD Fraksi PDIP tidak akan meminta karena saya dulu bukan pendukung Pak Gubernur,” ucapnya.

Dia juga menjelaskan pemilihan Sekda bukan merupakan hak prerogatif gubernur. Melainkan pemerintah pusat.

“Pansel akan mengusulkan tiga orang, tentu yang terbaik dari lima orang. Tapi hati-hati ini bukan hak prerogatif gubernur. Gubernur akan usulkan ke Mendagri. Mungkin Mendagri akan diganti karena sebentar lagi presiden akan dilantik,” ungkapnya.

Ruslan menegaskan, lima cakon Sekda memang figur pejabat yang berkompeten. Namin hal ini tidak menafikan kiprah mereka masing-masing.

Ia sempat menyebut dua nama yakni Dr H Iswandi dan H Ridwansyah. Dua figur ini menurutnya punya nilai lebih.

Iswandi yang saat ini Penjabat Sekda dinilai punya kontribusi dalam pembangunan NTB, meski hanya sebagas pejabat sementara.

“Iswandi ibaratnya sudah berdarah-darah. Hal ini tentu akan jadi pertimbangan juga,” kata Ruslan.

Wakil Direktur M16, Nasib Ikroman, mengkritisi seorang senior dalam dunia politik yang ikut bermain dalam politik NTB masa kini. Meskipun dia tidak menyebut siapa yang dikritisi, namun Achip sapaan akrabnya merasa keterlibatan seorang senior dalam dunia politik justru merusak iklim politik dan demokrasi di NTB.

“Visi Sekda bagaimana sukseskan visi gubernur. Sehingga saya pikir yang mendukung Sekda agak gak masuk, cuma satu hal yang saya keberatan, kok ada orang yang sudah lama pensiun kok ikut buka lapak. Saingan dengan yang lain, itu agak mengganggu kita sebagai generasi saat ini,” jelasnya.

Sementara, tokoh pemuda NW, yang juga menjadi sahabat sejati gubernur, Fihiruddin, dengan tegas mendukung Iswandi sebagai Sekda NTB.

“Saya adalah orang paling dekat dengan Gubernur. Kita mengkritisi gubernur bukan kita benci, tapi kita cinta,” ujarnya.

“Lima calon Sekda putra-putri terbaik NTB, terlepas dari masalalu. Saya yakini apa yang dilakukan Pansel berjalan baik. Saya satu-satunya orang yang mendukung Iswandi. Saya menitip Pak Iswandi sama gubernur,” katanya.

Di akhir diskusi, Gubernur NTB berterimakasih pada M16 yang menyelenggarakan diskusi tersebut. Menurutnya, dari diskusi tersebut dia mendapat banyak masukan soal Sekda ideal.

“Saya terimakasih apa yang disampaikan sebagai informasi yang luar biasa. Kalau hasil Pansel ditetapkan tinggal kita serahkan di pemerintah pusat dengan pertimbangan gubernur. Terimakasih pada M16 yang juga menyelenggarakan diskusi ini,” ucapnya.

Gubernur NTB DR. H. Zulkieflimansyah (kanan) bersama Chris Parangan Mantan Direktur Komunikasi Politik Jokowi – Ma’ruf Amin Prov. NTB. (Foto / Dok.)

Terkait dengan keikutsertaan istrinya (Dra.Hj.Baiq Eva Nurcahya Nin
gsih,M.Si.) sebagai salah seorang Peserta dari 5 Calon SekProv itu, Chris mengatakan Diskusi semacam ini adalah masukan atau pengingat dalam level ‘sunah’ saja kepada Pak Gubernur dan Wakil Gubernur NTB selaku ‘user’ untuk pejabat Sekda. Bahwa masukan dalam level ‘wajib’, itulah yang diberikan Pansel. Apapun nantinya Keputusan Pansel dan Gubernur, selayaknya kita (insyaAllah) bagian dari orang orang beriman Wajib Sami’na Wa Atho’na saja,”kata Fungsionaris Pusat Partai Golkar ini sedikit bertausiah jumat.
Pansel tidak mengenal ‘titah’ kembar dalam suatu opini.

Pansel dimandatkan oleh Gubernur untuk mengambil satu keputusan yang Absolut, yang mana Keputusan itu hanya bisa diintervensi hasilnya oleh Sang Pemberi Mandat. Itulah Gubernur.
Hanya Sang Gubernurlah yang Punya Hak Diskresi untuk ‘mengintervensi’ Hasil Pansel itu dalam balutan niat ‘kesempurnaan’, “tegas Suami dari Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Prov. NTB, Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahya Ningsih, M.Si., di Mataram,Jumat (18 / 10).

www.lombokfokus.com