MATARAM – Lembaga Kajian Sosial dan Politik, M16 menyarankan Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah untuk tidak mengumumkan atau mempublikasi tiga nama calon Sekda NTB yang akan diajukan ke Kemendagri.
Selain untuk mempertegas bahwa urusan Sekda adalah hak prerogatif Gubernur, hal ini juga untuk menjaga marwah dan value dari lima calon Sekda yang berkompetisi dalam bursa.
“Gubernur kami pikir tidak perlu mengumumkan tiga nama yang ada di kantongnya. Supaya tidak “gaduh”, seperti kata Gubernur juga, jangan “gaduh-gaduh” (dalam pemilhan Sekda),” kata Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto SH, Jumat (25/10) di Mataram.
Proses seleksi dalam bursa Calon Sekda NTB sudah usai di tangan Panitia Seleksi (Pansel), dan hasil assesment sudah diserahkan ke tangan Gubernur NTB, pada 19 Oktober lalu.
Menurut pria yang populer disapa Didu, Pansel tentu hanya menyerahkan hasil penilaian berdasarkan rangking nilai test yang diraih kelima calon Sekda. Bukan menyerahkan hanya tiga nama dengan rangking tertinggi yang harus dikirim Gubernur ke Kemendagri.
Sebab, papar Didu, hasil penilaian Pansel hanya salah satu indikator yang akan digunakan Gubernur untuk menentukan siapa tiga besar yang akan diajukan ke Kemendagri.
“Diluar hasil Pansel, Gubernur juga pasti mempertimbangkan track record kinerja masing-masing calon. Kan, Pemprov sudah punya sistem Balance Score Card (BSC) yang polanya sangat objektif, tentu ini jadi pertimbangan juga,” kata Didu.
M16 juga sudah pernah menggelar diskusi publik “Sekda NTB Idola”, yang tujuannya untuk memberi ruang pada Gubernur Zulkieflimansyah mempertimbangkkan aspirasi publik terkait lima calon Sekda NTB.
Hasil penilaian Pansel, standar pengukuran kinerja melalui BSC, dan aspirasi punlik yang berkembang, dipastikan Didu akan menjadi masukan dan pertimbangan Gubernur secara holistik untuk memutuskan siapa yang tepat menjabat Sekda NTB.
“Jadi semua kembali ke Gubernur. Tapi menurut kami, karena Gubernur juga mengakui lima calon ini semuanya baik dan bagus, maka sebaiknya tidak perlu diumumkan siapa tiga nama yang akan diajukan ke Mendagri,” katanya.
Bukan saja untuk menjaga marwah dan valeu para calon Sekda. Hal ini juga untuk menghindari disrupsi opini yang muncul dari kubu-kubu pendukung masing-masing calon.
Lagipula, menurut Didu, dengan tidak mengumumkan tiga nama calon itu, maka Gubernur Zulkieflimansyah mampu menunjukan power sebenarnya sebagai Gubernur.
“Logika ini yang harus dipahami masyarakat, publik harus tahu bahwa Sekda itu hak Gubernur. Kan Gubernur yang menjadi user, maka hargai apapun keputusan Gubernur,” kata Didu.
Kendati demikian, Didu menekankan, melalui sejumlah analisa yang dilakukan, M16 tetap meyakini bahwa tiga calon Sekda yang bakal diajukan Gubernur ke Kemendagri berformasi gender; dua pria dan satu perempuan.
Disinggung soal nama, Didu memilih merahasikannya, untuk menjaga marwah dan value para calon Sekda.
“Jangan sebut nama lah, yang penting dua pria satu perempuan. Biar nggak ruet,” tukasnya.