Mataram Detikntbcom) – Tanggal 17 September 2021, genap tiga tahun pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalillah memimpin.
Tentu selama kurun waktu tiga tahun, memunculkan banyak penilaian, baik dari masyarakat, maupun mitra kerja seperti lembaga DPRD NTB.
Hasil evaluasi DPRD NTB sisa masa jabatan Zul – Rohmi, diminta agar lebih fokus dalam mengejar target NTB Gemilang sesuai yang tercantum dalam RPJMD Pemprov NTB.
Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi menyampaikan, tiga tahun terakhir Zul – Rohmi memimpin NTB dalam kondisi serba terbatas. Dapat dibayangkan sejak 2018, NTB masih berduka akibat bencana gempa bumi. Kemudian awal tahun 2020 hingga saat ini ditimpa pandemi Covid-19.
Hal tersebut sangat berdampak terhadap kondisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap tahunnya. Kondisi itu disebutnya masa – masa yang sangat sulit. Sehingga sangat berdampak berat dalam mengelola anggaran daerah.
“Apabila dalam kondisi keterbatasan, maka Zul – Rohmi harus fokus on target,” dorong Mori di Mataram, Senin (20/9).
Dikatakan Mori, Zul – Rohmi akan memimpin NTB hingga 17 September 2023. Masih ada sisa satu tahun lagi menjalankan tugasnya dirasa cukup efektif. Pasalnya satu tahunnya akan disibukkan dengan agenda politik sebagai persiapan menyambut Pilgub 2024. Terlebih Zul – Rohmi dikabarkan akan kembali maju pada jilid II.
Menurut Politisi Gerindra itu, lembaga DPRD NTB berkeyakinan Zul – Rohmi bisa mencapai target sesuai RPJMD, manakala tahun 2022 kasus Covid-19 menurun dan pandemi bisa berakhir. Sebaliknya kondisi yang sama akan dialaminya jika pandemi Covid terus menyebar.
“Kondisi ini tentu sangat berat,” ucap ketua PSSI NTB itu.
Tidak bisa dipungkiri lanjut Mori, dampak covid sangat memberatkan APBD. Bahkan diperkirakan tahun ini saja, alokasi untuk penanganan Covid tembus Rp 300 Miliar. “Untuk vaksin, penangan lainnya untuk Covid,” katanya.
Jika tahun ini sesuai yang ditargetkan yaitu percepatan vaksinasi tercapai maka akan mampu meningkatkan imun. Akan seirama ekonomi bisa bergerak normal, pendapatan daerah bisa naik dan APBD bisa meningkat.
“Kalau 2022 pandemi masih ganas, iya berat. Karena ada pembatasan kegiatan berimbas pada PAD. Kegiatan ekonomi terbatas, daya beli masyarkat turun. PAD daerah ujung ujungnya tidak capai terget,” paparnya.
Meski pada November tahun ini akan berlangsung Word Super Bike (WSB) dari 16 negara, namun mengingat dalam kondisi Covid, perputaran ekonomi tidak bisa diharapkan banyak.
Politisi yang mahir tentang ekonomi itu menjelaskan, jika pelaksanaan WSB dalam kondisi normal diperhitungkan perputaran ekonomi mencapai Rp 2 Triliun. Hal itu dilihat dari tingkat menginap di hotel, belanja souvenir, makan, transportasi dan sebagainya. Sebab WSB ini penontonnya tidak hanya skala nasional melainkan internasional.
“Bayangkan saja Super Bike ini kalau kondisi normal dua minggu sebelum hari pelaksanaan udah bergeliat ramai. Hotel Fullman udah siap 200 kamar dan harusnya sudah dibooking,” jelasnya.
Hitungannya harga kamar satu malam Rp 1,5 juta, dikalikan 14 hari, dikalikan 200 kamar. Maka, perputaran uang bisa diangka Rp 300 juta. Namun karena pandemi tentu tidak bisa diharapkan sesuai hitungan.
“Pelaksanaan MotoGP jika kondisi normal perputaran uang bisa sampai Rp 10 Triliun,” tegasnya.
Oleh karenanya disisa jabatan satu tahun kedepan, Zul – Rohmi disarankan lebih fokus.
“Makanya dengan kondisi keterbatasan ini harus fokus supaya bisa kejar target,” pungkasnya. (Iba)