Lahan belum dibayar, warga protes pembangunan smelter PT AMNT

Warga membentangkan spanduk meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo karena tanah mereka belum dibayar untuk pembangunan smelter PT AMNT (Ist)

Sumbawa Barat (Detikntbcom) – Presiden Jokowi Dodo di rencanakan akan melakukan peletakan batu pertama di area rencana pembangunan semelter PT, Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang berada di Desa Maluk Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat.

Namun dibalik rencana peletakan batu pertama yang akan di lakukan orang nomor satu di negri ini berbanding terbalik dengan rencana yang di wacanakan pemerintah KSB.

Pasalnya masih ada tanah warga yang berada di jantung lokasi rencana pembangunan Semelter PT. Amman Mineral Nusa Tengara yang belum dibayarkan sepeser pun.

Namun lokasi tersebut sudah digusur oleh perusahaan yang hendak membangun pabrik pemurnian emas dan tembaga tersebut.

Haji Yandri pemilik lahan seluas 62 are di lokasi rencana pembangunan semelter tersebut. mengungkapkan, jika tanah yang menjadi hak miliknya hingga saat ini belum dibebaskan oleh pihak perusahaan.

“Tanah saya seluas 62 are yang ada di dua titik di area rencana pembangunan semelter yang akan di bangun PT. Amman belum di bebaskan atau belum di bayarkan sepeserpun,” ucap H Yandri seperti siaran pers diterima, Jumat, (24/09/2021).

Ironisnya Haji Yandri pun dilarang masuk ke area tanah yang menjadi hak miliknya tersebut.

“Kami dilarang masuk ke tanah kami dengan alasan dalam penguasaan Pemda, padahal tanah ini untuk kepentingan swasta untuk pembuatan semelter PT. Amman Mineral Nusa Tenggara. Saya mohon kepada semua pihak untuk tahu bahwa tanah kami sudah digusur namun kami belum menerima sepeser pun dari pembebasan lahan yang dilakukan pemerintah KSB,” ujarnya.

Haji Yandri juga memohon bantuan kepada Presiden Joko Widodo untuk masalah pembebasan lahan yang hingga saat ini belum di bayarkan sepeserpun.

“Kepada bapak presiden kami mohon bantuan bahwa tanah kami dikurung dengan tembok dan tanah kami belum dibebaskan dan di bayar sepeserpun, kami juga tidak pernah dipertemukan dengan pihak perusahaan,” bebernya. (Iba)