Oleh: Suaeb Quri*
Empat hari pasca lebaran iedul fitri 1443 H semakin memperkuat langkah untuk tetap berjalan dan dengan niat yang tulus menjalin silaturahmi dengan orang-orang hebat. Di jalan Nirwana itu, kami bisa berjumpa dengan sahabat lama dan guru besar Prof Dr Suprapto, M.Ag, Zaki Mubarak dan teman-teman KSR STAIN Mataram angkatan 1999 di kediaman Dr. Sirajul Jadi, M.Pd. Tak terasa sudah siang, kami diskusikan pelbagai isu sosial-kegamaan.
Bertolak dari sana, kami melangkah menuju kediaman senior dan sahabat sekaligus mentor bagi teman-teman penyelenggara Pemilu. Ia Senior di PMII dan Ansor serta sekarang menjabat sebagai Sektretaris PW NU NTB L. Aksar Ansori yang juga mantan ketua KPU NTB.
Kalau tema dan isi perbincangan sama senior Aksar Ansori tidak jauh dengan seputar ke-NU-an dan lebih khusus lagi NU NTB. Ada banyak pesan dan isi pembicaraan dan ngobrol ringan dengan beliau, di antaranya terkait dengan diaspora kader NU yang ada diberbagai segmen dan level kota dan kabupaten serta provinsi.
Di sore hari menjelang magrib arah mobil menuju kediaman Ketua Demokrat NTB sahabat Indra Jaya Usman atau lebih akrab dipanggil IJU. Suasana sore hari di seputaran kawasan hijau Desa Nyiur Lembang Narmada sejuk dan cuaca gerimis. Mungkin di NTB, IJU adalah salah satu dari Ketua Partai berlambang Mersi itu termuda di NTB. Dari silaturahim dan ngobrol ringan dengan sang Ketua Demokrat NTB sahabat IJU, seputar perkembangan dan peta politik di NTB.
Menjadi tradisi umat Islam Indonesia sejak dulu sampai sekarang dan tetap terjaga dan dipilihara yakni saling maaf memaafkan, halal BI halal dan silaturahim serta ziarah kubur, selepas dari turun sholat Iedul Fitri.
Dari sejak 1 syawal dan sampai hari kedepan puncak saling berjabat tangan (bersimpuh) anak dengan orang tua dan silaturahim antar keluarga jauh, dekat,antar murid dan guru, antar sahabat, teman dan kharib serta kadang reuni besar dan kecil antar angkatan sekolah.
Kerinduan dan bertemu dihari raya iedul fitri penuh kenangan dan makna tersendiri. Kadang lama dan bertahun-tahun tidak berjumpa dan bersua dengan orang tua, dan saudara, keluarga, teman serta sahabat yang kadang rindu dan punya kenangan dan cerita.
Di situlah puncak kebahagiaan dan kegembiraan yang istimewah dari makna hari raya iedul fitri yang selalu dinanti dan dipastikan semua punya cerita dari lebaran ke lebaran. Obat rindu yang maha dahsyat itu hanya ada di 1 Syawal yakni hari raya Iedul Fitri.
Memori lama seakan bisa diputar kembali dalam perjumpaan di hari raya Iedul Fitri. Saling memaafkan terucap dengan tulus atas salah dan khilaf, baik sengaja maupun tidak sengaja. Di situ pula suara Isak tangis dan ucapan maaf terlontar dengan saling berpelukan dan saling bersalaman. Semua maaf terucap dan tersampaikan dalam hati yang bertemu dan tangan yang berjabat.
Alhamdulillah dari tadi siang 3 Mei 2022, bisa berjabat tangan dan silaturahim dengan Drs H. Marina Hardi di siangnya, di sore hari melanjutkan silaturahim dengan Bunda Hj. Wartiah (DPR RI), malamnya berjumpa dan silaturahmi denga H Sirajuddin (DPRD provinsi NTB) serta H. Mujihir (Wakil Ketua DPRD NTB).
Di hari Kemenangan itu bertemu melanjutkan bertemu dan berjumpa serta bersilaturahim dengan para senior, sahabat dan teman serta kawan lama itu adalah momentum terbaik di bulan syawal pasca lebaran iedul fitri. Beberapa hari ini, memang waktu yang ada dihabiskan untuk bisa berjumpa dan bersilaturahmi dengan orang-orang hebat.
Kami juga bisa bertemu dan bersalaman serta bincang-bincang dengan Bapak Drs. H. Abdul Hafid (Wakil Ketua KomisiI DPRD NTB) di kediaman beliau yang nan sejuk dan penuh dengan tanaman. Perbincangan seputar hari raya iedul fitri dan sedikit senggol-senggol soal politik dan ke-NTB-an hari ini dan ke depan. Memang beliau (Abah Hafid) panggilan yang akrab beliau sejak kami mengenai beliau.
Sosok yang penuh kharisma ini menjadi tempat menimba dan belajar bagi generasi muda pulau sebrang yakni Mbojo. Hampir semua generasi Mbojo pasti mengenal sosok beliau yang apa adanya dan tegas dalam menyampaikan pandangan dan pikiran serta selalu memberi solusi bagi setiap genrasi muda.
Dari rumah Abah Hafid, silaturahim dilanjutkan ke rumah salah satu tokoh muda dan berpengaruh di partai berlambang Ka’bah (PPP) yakni M. Akri, SH.i (Sekretaris PW PPP Ketua Fraksi PPP dan Wakil Ketua Komisi I DPRD NTB). Bersama beliau tidak jauh dari perbincang seputar politik juga, semakin siang pembicaraan semakin seru, terkait dengan peta politik dan kontestasi politik 2023.
Memang, kalau sudah bicara politik bersama sahabat M. Akri, tidak akan pernah habis dan putus-putus. Memang talenta politisi bagi M. Akri, sudah mulai bersinar dan terlihat sejak menduduki jabatan sebagai anggota Dewan dan sebagai ketua Fraksi PPP DPRD NTB.
Dan malam harinya, lanjut kongko-kongko ringan dan canda tawa dengan mantan Sekwil PW NU NTB Ir. Lalu Winenagan di kediaman beliau dan cukup ramai juga, ada Dr. Irpan Suriadiata, Samsul Hadi dan A. Hafis. cukup lama juga tidak bersua dengan beliau dan sampai malam bincang-bincang seputar NU dan Karir beliau dan masa depan Lombok Barat juga menjadi sobyek yang dibicarakan.
Lebaran topat di bulan syawal
Sudah menjadi tradisi bagi umat Islam di Lombok dan khususnya di Kota Mataram dan Lombok Barat dan sekitarnya yakni merayakan hari lebaran ketupat. Hal yang sama juga menjadi tradisi juga di setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi tersebut dengan berbagai sebutan dan makna tersendiri. Yang lebih heroik lagi merayakan lebaran topat bagi masyarakat di Lombok Barat, Desa Lingsar, cukup unik dan terjadi sejak zaman dulu dan keragaman bisa dilihat dari saling lempar Topat antara umat Islam dengan umat Hindu.
Peristiwa dan menjaga tradisi lebaran Topat bagi masyarakat Islam di Lingsar dan Lombok Barat sekitarnya adalah gambaran dari perjuangan selama satu bulan penuh menjalani ibadah puasa ramadhan dan salah satu wujud dari rasa syukur kepada Allah SWT segala yang diberikan,baik rejeki, kesehatan dan kekuatan serta umur. Bentuk rasa syukur itulah yang wujudkan dalam kegembiraan yang melibatkan seluruh keluarga dan masyarakat dengan menyambut dan merayakan Lebaran Topat.
Menyaksikan dan ikut dalam kegembiraan merayakan lebaran Topat yang ada di lombok barat, bisa dilihat begitu ramai dan penuh sesak dari ribuan umat Islam yang berkunjung diberbagai tempat wisata dan makam yang ada di Lombok. Dan sambil menikmati makanan khas yanki tupat yang disajikan menjadi menu utama makanan.
Satu dari ribuan banyak keluarga yang mengunjungi dan meramaikan tempat wisata di Lombok adalah satu keunikan dari umat Islam di Lombok dalam merayakan lebaran Topat dan itulah keindahan yang bisa saling memberi manfaat secara sosial keagamaan dan danpak secara ekonomis. Dan kami-pun sekeluarga menjadi terbiasa dan ikut dari tradisi yang menjadi warisan dari umat Islam di Lombok.
Lebaran Topat tidak terbiasa dan bahkan tidak ada di pulau Sumbawa. Namun,bagi keluarga yang sudah menjadi bagian dari keluarga di Lombok,maka secara otomatis mengikutinya dan membawa cerita yang tiada biasa dari apa yang terjadi di pulau Sumbawa. Itulah lebaran Topat yang menjadi bagian dari tradisi yang istimewa bagi umat Islam di lombok. Dan menjaga tradisi (urf) adalah cara dari melestarikan apa yang sudah diwariskan oleh para ulama dan Tuan Guru di Lombok Barat.
*Penulis adalah Ketua Komisi Informasi Nusa Tenggara Barat
Editor: Ibrahim Bram Abdollah