Mujahid A Latief ajak kaum muda manfaatkan momentum politik untuk desain perubahan

Bakal Calon Anggota DPR RI Dapil NTB 1 Mujahid Abdul Latief juga pembicara dalam diskusi publik yang diselenggarakan mahasiswa Bima Ciputat pada, Jumat 27 Januari 2023 kemarin. (Istimewa)

Jakarta (Detikntbcom) – Forum Komunikasi Mahasiswa Bima Ciputat (FKMBC) menyelenggarakan Dialog Publik bertema “Politik dan Pemimpin Muda” yang diselenggarakan di Akparnus Cafe, Ciputat Banten pada Jumat (27/1/2023).

Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh dua tokoh nasional asal Bima, yaitu praktisi hukum sekaligus bakal calon Anggota DPR RI Dapil NTB 1 (Bima, Dompu dan Sumbawa), Mujahid Abdul Latief dan Kaharudin Sulkhad sebagai staf Wakil Presiden.

gambar Iklan

Pada kesempatan itu, Mujahid sapaan akrabnya, mengajak kelompok muda berkolaborasi memanfaatkan momentum politik untuk mendesain sebuah perubahan.

“Saya mengajak teman-teman semua kaum muda, kelompok mahasiswa, millenial dan generasi Z berkolaborasi memanfaatkan momentum politik dan demokrasi saat ini untuk ciptakan perubahan melalui ide, gagasan dan narasi,” ungkap Mujahid di hadapan puluhan mahasiswa asal Bima, Dompu dan Sumbawa yang sedang menempuh pendidikan di daerah Ciputat dan Jakarta.

Praktisi hukum sekaligus Bakal Calon Anggota DPR RI Dapil NTB 1 (Bima, Dompu dan Sumbawa), Mujahid Abdul Latief dan Kaharudin Sulkhad sebagai staf Wakil Presiden saat menjadi pembicara dalam acara dialog yang digelar mahasiswa Bima Ciputat Jakarta, Jumat kemarin.

 

Menurut Mujahid, ciri utama kaum muda dan mahasiswa adalah kritis, memiliki pandangan luas ke depan, memiliki mimpi perubahan besar, dan mampu memikirkan hal-hal yang belum dipikirkan orang lain.

“Kemampuan inilah yang disebut inovatif dan keberanian. Mampu menyampaikan gagasan dan mimpi yang bisa saja mustahil saat ini namun seiring sejarah, dengan konsistensi dan idealisme dapat terwujudkan,” jelas Mujahid.

Untuk itu, Mujahid menyampaikan, bahwa anak muda Bima, Dompu dan Sumbawa, tidak perlu takut bermimpi, bersaing secara nasional, karena melalui pendidikan menurutnya bisa setara dengan siapa saja bahkan melampauinya.

“Saya berharap tidak ada lagi dikotomi antar wilayah di daerah, tidak boleh lagi ada anak muda Bima yang merasa minder atau takut berkompetisi. Di Bima akan lahir orang hebat, di Dompu dan Sumbawa juga bermunculan tokoh-tokoh yang membanggakan,” imbuhnya.

Di samping itu, Mujahid mengemukakan formula pemimpin ideal. Pertama, memiliki jiwa kepemimpinan (leadership). “Leadership is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal,” terangnya dengan mengutip pandangan yang disampaikan Northouse.

Kedua, pemimpin juga harus memiliki integritas, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh kejujuran, tidak melakukan penyimpangan atau menyalahgunakan (abuse of power), dan memegang teguh prinsip moral dan etika.

“Ada dua pilihan bagi pemimpin. Yaitu penjadi pemimpin yang biasa atau menjadi pemimpin yang luar biasa. Menjadi pemimpin yang biasa-biasa saja, maka sejarah akan mencatat sebagai hal yang biasa saja, sebaliknya jika menjadi pemimpin yang memiliki integritas, gagasan, keberanian, dekat dengan yang dipimpin (rakyat) dan mampu melakukan hal luar biasa, maka sejarah akan mencatatnya dengan luar biasa pula,” tutupnya. (Iba)