DetikNTBCom – Meskipun gaji Guru Tidak Tetap (GTT) sudah dibayarkan hanya satu bulan dari 4 bulan yang belum dibayarkan, namun anehnya gaji yang mereka terima tidak utuh.
“Saya harusnya menerima Rp1,4 juta tapi kemarin hanya dibayar Rp1,2 juta. Hitungan jam kami yang harusnya terbayarkan 40.000x 36 tapi yang dibayarkan hanya 32 jam. Jadi dipotong 4 jam,” ungkap salah satu guru honorer yang enggan disebut namanya itu, Kamis 2 November 2023 di Mataram.
Pemotongan itu jelasnya, tanpa ada pemberitahuan apapun sebelumya. Menurutnya, pemotongan tersebut harusnya dikonfirmasi ke pihaknya sebagai penerima hak.
Baca juga: Mengeluh Belum Terima Gaji Hingga 4 Bulan, GTT Minta Perhatian Pj Gubernur NTB
“Harusnya mereka konfirmasi ke kami hal pemotongan ini, atau setidaknya ke pihak sekolah,” katanya.
Tidak hanya dirinya yang dipotong, namun ribuan guru tidak tetap tersebut menurutnya semuanya dipotong haknya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak dinas. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Provinsi NTB Aidy Furkon yang dikonfirmasi belum merespon.
Sebelumya, ribuan guru tidak tetap (GTT) di berbagai sekolah di SMA/SMK dan SLB mengeluh belum terima honorer.
Baca juga: Nasib 507 guru honorer lulus P3K P1 terkatung-katung, Komisi I dan V DPRD NTB minta dicarikan solusi
Salah seorang guru tidak tetap yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa ribuan guru tidak tetap itu belum memperoleh hasil keringatnya itu selama hampir 4 bulan.
“Intinya guru tidak tetap dari bulan Juli sampai sekarang belum menerima honor,” kata salah satu guru honorer di Kota Mataram itu pada, Selasa 24 Oktober 2023.
Berdasarkan surat keputusan (SK) Gubernur yang diperolehnya, GTT itu dibayar Rp40 ribu/jam setiap bulannya, namun kenyataannya honorer selalu diterima terlambat bahkan hampir berbulan-bulan.
“Sekarang ini sudah mau akhir bulan Oktober, jasa jam mengajar (JJM) kami tak kunjung dibayarkan,” keluhnya.
Pihaknya meminta pemerintah khususnya Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi untuk memberikan perhatian kepada ribuan guru honorer yang belum mendapatkan haknya itu.
“Penjabat Gubernur atau pihak terkait agar memberi perhatian kepada para guru tidak tetap itu,” pintanya.
Pihaknya mengaku ke sekolah butuh bensin setiap hari. Pihaknya kesulitan untuk mendapatkan bensin setiap hari untuk ke sekolah hingga 4 bulan terakhir ini. Pihaknya mengaku diberi beban kerja sama dengan guru PNS pada umumnya.
“Saya mohon sekali lagi bantuannya untuk menyuarakan jeritakan hati kami ini. Kami bingung mau mengadu kemana. Saya minta tolong kami diperhatikan,” pintanya. (Red)