Integritas Pemuda Dipertaruhkan pada Momentum Pilpres 2024

Ketua Umum HMI Cabang Mataram 2022-2023/ Pengurus Besar HMI 2023-2025 Tata Sapriadin. (Iba/Istimewa)

Oleh: Tata Sapriadin*

Tahun 2024 akan menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) baik legislatif maupun eksekutif yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden setiap 5 tahun sekali. Dalam momentum ini Indonesia sebagai negara dengan sistem demokrasi akan mulai menentukan arah Pemimpin baru ke depannya. Tentunya ini menjadi keharusan kita sebagai warga negara untuk memlilih.

Pasang Iklan di Sini:

Indonesia dengan Jumlah penduduk yang semakin semakin hari semakin meningkat menjadikan kita sebagai negara terbanyak penduduk dengan menerapkan sistem Demokrasi didunia. Jumlah penduduk sebanyak 278, 69 juta terdiri dari 140,8 juta laki laki dan 137,9 perempuan.

Semakin meningkatnya penduduk ini maka semakin meningkat juga jumlah pemilih di Indonesia. Berdasarkan DPT (Daftar Pemilih Tetap) dari KPU yaitu jumlah pemilih sebanyak 204,8 juta, yang terdiri dari 102,2 juta laki laki dan 102,5 juta perempuan.

Posisi pemilih ini diakumulasi juga oleh KPU sebanyak 46.8 juta atau 22,85% pemilih merupakan generasi Z, sedangkan untuk generasi milenial sebanyak 66,8 juta atau 33,6%. Sebutan generasi Z ini merujuk pada orang yang lahir pada tahun 1995 sampai 2000-an, sedangkan generasi milenial sebutan untuk orang orang yang lahir pada tahun 1980 sampai 1994.

Fakta tersebut menunjukkan generasi Z dan milenial sebanyak 113,6 juta. Dengan total jumlah pemilih muda mendominasi karena mencapai 56,4% dari total pemilih. Artinya secara kuantitas, ini memberikan pengaruh besar terhadap proses Pilpres 2024 untuk menentukan siapa Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2024. Suara pemuda kali ini sangat berbengaruh besar untuk Pilpres 2024.

Pemuda sebagai generasi harapan bangsa diharapkan mampu dan berperan aktif dalam situasi politik sekarang. Kemudian pemuda juga harus mampu sadar dengan keadaan sekarang, bukan hanya menentukan siapa yang dipilih dalam Pilpres akan tetapi mampu menganalisis keadaan negara yang berkaitan dengan keadilan masih kurang, korupsi, kemiskinan, Pendidikan, ekonomi dan lainnya yang masih sangat kurang untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Semangat serta ide dan gagasan pemuda harus bisa terus digaungkan dan terus ditawarkan dalam ruang politik maupun ruang publik. Pemuda bukan hanya pengisi pengisi suara secara kuantitas, akan tetapi bisa lebih besar dari itu.

Pemuda dalam hal ini mempunyai Public Power Meaning atau yang bisa kita sebut kekuasaan public, dengan menkonsolidaasikan pikiran secara kolaboasi pemuda menjadi sentralisasi untuk suplai pikiran, konsep, menganalisis, mengkaji visi misi, mengatisipasi potensi konflik, serta menjaga idealitas demokrasi di Indonesia.

Menurut hemat penulis, dalam momentum politik ini ada 4 poin tanggung jawab yang harus dijalankan pemuda. Pertama youth with political responsibility yaitu pemuda dengan tanggung jawab politik, artinya pemuda bukan hanya dikemas oleh para politikus sebagai basis suara, tetapi juga harus mampu menjawab masalah pemuda dengan bonus demografi serta transisi perubahan zaman yang begitu cepat sehingga kebijakan ke depannya bisa didapatkan oleh kalangan pemuda.

Kedua, youth with civic responsibility. Pemuda dengan tanggung jawab sebagai warga negara, artinya pemuda merupakan pemilih terbanyak harusnya memiliki jiwa humanisme politis. Menurut Alves, humanisme politis ialah suatu wacana dan proses kreatif berakhir-terbuka yang selalu menegaskan dan juga percaya bahwa hari esok lebih baik bisa terwujud.

Pemuda sebaga objek dan actor bisa memberikan pemahaman untuk masyarakat bukan populis tetapi berbasis nilai. Semakin kuat nilai yang ditawarkan pemuda maka semakin berpotensi besar negara ini bermatabat.

Ketiga, youth with democratic responsibility, yaitu pemuda dengan tanggung jawab demokrasi, pemuda juga dituntut untuk menjaga marwah demokrasi berjalan dengan baik sesuai dengan mekanisme dan konstitusional yang berlaku agar beberapa oknum bisa tidak bisa berbuat semena-mena dengan kekuasaanya atau instrument yang meraka pakai dalam menjalankan niat buruknya.

Keempat, Youth with the responsibility of renewal yaitu pemuda dengan tanggung jawab pembaruan, artinya dapat kita lihat tantangan zaman dan perubahan yang signifikan baik tataran nasional maupun global sehingga dibutuhkan pembaharuan dengan ide, konsep dan gagasan Capres maupun Cawapres mempunyai arah serta visi visioner yang cocok untuk bangsa Indonesia.

Dengan waktu dan kesadaran politik pemuda sekarang pastinya diharapkan mampu memiliki tanggung jawab. Kita sebagai pemuda, Integritas kita menjadi tombak peradaban yang di pertaruhkan di Pilpres ini.

Pemuda harus bergerak bersama-sama berkontribusi besar sebagai bentuk integritas pemuda yang lahir dan hadir sebagai rasa cinta tanah air. Saya harap ada gerakan serta kolaborasi nasional pemuda dalam merawat, menjaga, serta mamjukkan kualitas demokrasi dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

*Penulis adalah Ketua Umum HMI Cabang Mataram 2022-2023/ Pengurus Besar HMI 2023-2025

Editor: Ibrahim Bram Abdollah