WhatsApp Ketua Pj TP PKK NTB Dihack, Masyarakat Diimbau Berhati-hati

Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Provinsi Nusa Tenggara Barat Hj Lale Prayatni Gita Ariadi menghadiri Kegiatan Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting sekaligus membuka Bhakti Sunting di Desa Midang Kabupaten Lombok Barat, pada Senin 3 Juni 2024. (Iba)

Detikntbcom – Masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap upaya penipuan yang mengatasnamakan Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Nusa Tenggara Barat (TP PKK NTB) Lale Prayatni setelah dilaporkan muncul nomor whatsApp palsu mengatasnamakan dirinya.

Dalam pernyataan resmi Penjabat (Pj) PKK NTB itu mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dan segera melaporkan jika menerima pesan mencurigakan dari nomor WhatsApp palsu yang atasnamakan dirinya tersebut.

“Jika Anda menerima pesan yang mencurigakan dari nomor WhatsApp palsu tersebut, segera lakukan cek dan recek terlebih dahulu, bijak merespon dan jika sudah meresahkan serta mengarah pada penipuan agar dilaporkan kepada pihak berwenang. Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau melakukan transaksi keuangan apapun,, karena itu jelas-jelas akun WA palsu,” Jelasnya di Pendopo Gubernur NTB, Selasa 04 Juni 2024.

Menanggapi laporan yang diterima terkait akun WA Palsu tersebut, Kadis Komonfotik NTB Najamuddin Amy menjelaskan, setelah melakukan pengecekan ternyata akun Pj Ketua TP PKK bukan dihack. Akun WA beliau aktif seperti biasa. Namun yang ditemukan adalah akun WA Palsu yang atasnamakan Bunda Lale.

“Kami sudah cek, akunnya palsu terlihat jelas dari nama dan nomor handphone dari akun WA tersebut. Setiap orang harus berhati-hati karena platform komunikasi digital seperti WA juga rentan dipalsukan. Cukup beli nomor baru, buat nama mirip atau bahkan sama dengan akun asli dan diaktifkan akun WAnya maka seolah menjadi akun asli yang dimiliki seseorang. Tips sederhana adalah bisa melakukan penelusuran chat, apabila mengarah pada permintaan data pribadi dan mengarah pada penipuan berupa bantuan hibah, donasi, pinjol dan investasi bodong, harus dicurigai sebagai akun bodong atau palsu. Harus bijak dan sehat juga dalam komunikasi via WA ini,” jelas pria bergelar Doktor itu.

Kasus penipuan melalui platform media sosial sering terjadi. Marak juga atasnamakan pejabat, tokoh-tokoh dan publik figur. Dibutuhkan kesadaran, bijak dan perilaku sehat dalam bermedsos. Pilar digital seperti cakap digital, etika digital, keamanan digital dan budaya digital terus diliterasikan agar tercipta masyarakat digital yang lebih baik. (Iba)