Mataram -Sebagai pusat pemerintahan, perekonomian, dan perdagangan Kota Mataram selalu menjadi perhatian semua pihak.
Hj Putu Selly Handayani yang digadang-gadang akan bertarung dalam pemilihan Wali Kota Mataram telah merumuskan sejumlah konsep untuk merubah Kota Mataram menjadi, BERSINAR (Bersih Sehat Indah, Aman, dan Religius). Santer beredar Kepala Pelaksana BPBD Prov NTB H Ahsanul Khalik akan menjadi pasangan Selly.
Khalik sendiri merupakan birokrat yang lama berkar di Kota Mataram. Pernah menjadi camat hingga kepala dinas. Dikonfirmasu kabar ini, Khalik belum memberi tanggapan tegas.
“Memikirkan Kota Mataram memang tak bisa serampangan,” kata Khalik, Minggu ( 8/9).
Soal kabar dirinya akan berpasangan dengan Selly, ia menjawab masyarakat Kota Mataram dari pinggiran kota sampai tengah kota, adalah masyarakat yang cerdas dan tentu menginginkan adanya perubahan kota lebih progresif. Lebih maju. Ini butuh peran kuat dari pemerintah.
“Saya pikir masyarakat Kota Mataram sadar betul, perubahan kepemimpinan di kota menjadi kunci Kota Mataram berubah,” imbuhnya.
Mantan Kepala Dinas Sosial Kota Mataram ini menyebut, pembangunan di Kota Mataram dimulai dengan pembenahan birokrasinya. Disesuaikan dengan kebutuhan Kota Mataram. Butuh birokrasi yang respek dan gesit mendengarkan sendi kebutuhan masyarakatnya.
“Masih ada kemiskinan, keterbelakangan dan kekumuhan di beberapa sudut kota, ini harus dibereskan, ” urainya.
Dikatakan, APBD Kota mataram harus dirancang dengan pendekatan penyelesaian masalah. Itu bisa dilakukan dengan birokrasi yag cerdas dan memiliki empaty terhadap segala persoalan kota Mataram. Birokrasi yang total bekerja dan profesional.
“Dimana dengan profesionalitas yang dimiliki maka pemerintahan yang ada bisa mengajak semua pihak untuk membangun Kota Mataram dan mengejar ketinggalan yang ada. Termasuk mencari berbagai peluang yang ada di pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” urainya.
Khalik yang belasan tahun menjadi ASN di Kota Mataram menambahkan, wajah Kota Mataram sesungguhnya adalah wajah NTB. Tipe pemimpin yang diinginkan masyarakat kota Mataram, adalah pemimpin yang tidak feodal alias tidak priyayi. Pemimpin yang banyak bekerja dan bukan banyak rencana tanpa ada aksi nyata.
“Mataram dengan karakteristik masyarakat masih ada sifat pedesaan di beberapa lokasi, namun mereka memiliki kemauan gaya perkotaan,” ujarnya.
“Sebagian besarnya berkarakter kota karena ini adalah kota, maka tipe pemimpin kota Mataram ke depan tentu yang bisa memadukan semua karakter tersebut yang kemudian diformulasikan menjadi kerja berkesinambungan,” imbuhnya.