Detikntbcom – Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara (GTTGN) XXV Tahun 2024 di Provinsi NTB resmi dibuka oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar di halaman Islamic Center, Senin 15 Juli 2024.
Abdul Halim, berharap GTTGN akan terus meningkatkan inovasi teknologi dan eksotisme pemasaran teknologi tepat guna di setiap daerah.
Baca juga: Pj Gubernur Hassanudin Soal TTG Nusantara: Kesempatan Baik Berkolaborasi dan berkompetisi yang Sehat
“Saya berharap GTTGN di Provinsi NTB tahun ini menjadi gelaran yang berdampak bagi inovasi teknologi hingga ke Desa-desa di NTB,” harapnya.
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Gubernur Hassanudin mengungkapkan bahwa NTB bukan hanya dikenal dengan pulau seribu masjid namun juga dikenal dengan daerah serpihan surga, memiliki hamparan icon wisata yang sangat indah dan terkenal mulai wisata pantai, gunung dan laut.
“Daerah kami memiliki potensi wisata yang indah untuk dikunjungi. Kita punya gunung Rinjani, Sirkuit Mandalika, Tiga Gili dan dan ratusan pantai yang eksotis,” ungkapnya di hadapan ratusan peserta GTTGN.
Hassanudin juga menyampaikan bahwa Provinsi NTB menawarkan sejuta pesona alam yang sangat memukau. Sehingga diharapkan bagi peserta tidak hanya mengikuti rangkaian GTTGN tetapi bisa mengeksplorasi destinasi wisata di NTB.
“Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan memiliki dampak bagi pembangunan dan ekonomi NTB. Selamat datang peserta GTTGN seluruh Indonesia semoga NTB menjadi daerah yang selalu dirindukan,” harapnya.
Seperti diketahui, adapun rangkaian GTTGN XXV Tahun 2024 di Provinsi NTB diantaranya jalan sehat, Galan dinner, pembukaan XXV Tahun 2024 di Provinsi NTB, Pameran GTTGN, seminar internasional, seminar nasional, diskusi sharing antara inovator dan pihak swasta serta penutupan GTTGN.
Dalam pembukaan GTTGN turut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin, Wakil Menteri PDTT, Sekda NTB Lalu Gita Ariadi, Kepapal OPD Lingkup Provinsi NTB, Bupati Walikota se-NTB serta ratusan para peserta GTTGN dari seluruh Provinsi seluruh Indonesia. (Iba)
