Gubernur Ajak LSM Berkontribusi dalam Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Praya – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah meminta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mendorong peningkatan kapasitas masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) khususnya dan NTB pada umumnya.

“Keberhasilan pembangunan itu tidak hanya dilihat dalam angka, namun sejauhmana kapasitas masyarakatnya ditingkatkan. Warga kita tidak harus jadi penonton di tengah pesatnya kemajuan dunia usaha dan investasi,” kata Gubernur, saat membuka diskusi terfokus tentang tantangan KEK ke depan, di Hotel D-Max, Praya Barat, Loteng, Sabtu (5/10/2019).

Pasang Iklan di Sini:

Gubernur berbicara di hadapan sekitar 130 LSM NTB dan Loteng yang hadir. Inisiasi FGD ini dilaksanakan, oleh LSM Aliansi Rakyat Menggugat (ALRM) NTB.

Pembangunan itu, kata Gubernur, butuh proses yang panjang dan upaya yang besar. Dan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab banyak pihak. Langkah yang dilakukan LSM ALRM dan NGO lainnya, menurut Zulkieflimansyah adalah bagian dari meningkatkan kapasitas tadi.

“Ide dan gagasan itu harus dikanalisasi. Ke depan, pemimpin di kabupaten itu harus membuka semua kanalisasi itu. Tidak terlibat dengan kepentingan sempit. Nanti tak bisa terbuka. Maka syarat pemimpin itu harus pintar dan ada kerendahan hati untuk mau melayani,” katanya.

Ia menegaskan, dengan kehadiran pemerintah dalam mendukung kanalisasi serta ide atau ruang diskusi seperti tadi, setidaknya dunia usaha akan terketuk. Ia meminta kepada pemerintah daerah dan dunia usaha untuk terlibat  ke dalam usaha meningkatkan kapasitas masyarakat dan LSM.

” Jangan LSM menentang-nentang pengusaha, tapi ajak terlibat memikirkan ide dan gagasan lebih besar untuk kepentingan kapasitas masyarakat. Jadi ke depan dunia usaha  harus mendukung,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Loteng, Lalu Fathul Bahri menegaskan LSM  itu sangat penting. Mereka menurutnya, jadi filter, penyaring.

Keberadaan KEK di Loteng luar biasa memberi dampak. Ini menurutnya, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp35 Miliar  tujuh tahun terakhir menjadi Rp215 Miliar lebih.

Dengan adanya KEK, Pemkab Loteng memproyeksikan akan tumbuh setidaknya 5000 kamar hotel. Di setiap satu kamar, ada Rp 100 ribu untuk daerah. Ada minimal dua petugas room service per kamar.

” Anda bayangkan itu baru satu sektor saja. Belum sektor lain, seperti jasa, perdagangan, telur, sayur mayur dan jutaan ton beras dan daging,” kata Fathul lagi.

Wakil Bupati menyampaikan rasa terimakasih kepada Gubernur NTB karena sinergitas dan lobinya dengan pusat, Loteng mendapat alokasi anggaran Rp1,3 Trilliun untuk perluasan jalan dan jembatan menuju KEK. Pemkab Loteng kata dia,  berterimakasih kepada gubernur yang ikut memprioritaskan pembangunan Loteng.

“Ada masalah pembebasan lahan di Loteng yang menyangkut KEK. Dengan bantuan LSM dan pak Gubernur, diharapkan akan ada solusi. Banyak masukan dan demonstrasi, menjadi ciri pemerintahan yang maju,” demikian Fathul.

Ketua LSM ALRM NTB, Lalu Hizi, memberikan pernyataan terbuka kepada pers dan seluruh NGO untuk mengubah pola atau paradigma pergerakan. Jika dulu, pergerakan sifatnya keras menghujat hanya untuk menyalurkan kepentingan, sekarang tidak lagi.

“Kita ubah pergerakan dengan peningkatan kapasitas dan adu ide, gagasan dan pemanfaatan peluang untuk membantu pemerintah dan dunia usaha. Kita harus terlibat di dalamnya,” ujar Lalu Hizi.

Ia pun menyoroti, beberapa NGO yang kurang memahami membaca data atau infografis mengenai data terbaru angka kunjungan wisata NTB.

” Hati hati kita membaca data atau infografis. Angka kunjungan wisata kita justru naik, bergerak cepat dengan adanya direct flight Asutralia dan Malaysia. Angka itu turun karena sempat terjun bebas akibat bencana gempa. Kita harus sadar, dengan pola dan inovasi pemerintah soal direct flight tadi, selisih penurunan angka itu bisa dipersempit, bahkan menggembirakan,” demikian, Lalu Hizi. (*)

www.lombokfokus.com

Gubernur Ajak LSM Berkontribusi dalam Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Praya – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah meminta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mendorong peningkatan kapasitas masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) khususnya dan NTB pada umumnya.

“Keberhasilan pembangunan itu tidak hanya dilihat dalam angka, namun sejauhmana kapasitas masyarakatnya ditingkatkan. Warga kita tidak harus jadi penonton di tengah pesatnya kemajuan dunia usaha dan investasi,” kata Gubernur, saat membuka diskusi terfokus tentang tantangan KEK ke depan, di Hotel D-Max, Praya Barat, Loteng, Sabtu (5/10/2019).

Pasang Iklan di Sini:

Gubernur berbicara di hadapan sekitar 130 LSM NTB dan Loteng yang hadir. Inisiasi FGD ini dilaksanakan, oleh LSM Aliansi Rakyat Menggugat (ALRM) NTB.

Pembangunan itu, kata Gubernur, butuh proses yang panjang dan upaya yang besar. Dan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab banyak pihak. Langkah yang dilakukan LSM ALRM dan NGO lainnya, menurut Zulkieflimansyah adalah bagian dari meningkatkan kapasitas tadi.

“Ide dan gagasan itu harus dikanalisasi. Ke depan, pemimpin di kabupaten itu harus membuka semua kanalisasi itu. Tidak terlibat dengan kepentingan sempit. Nanti tak bisa terbuka. Maka syarat pemimpin itu harus pintar dan ada kerendahan hati untuk mau melayani,” katanya.

Ia menegaskan, dengan kehadiran pemerintah dalam mendukung kanalisasi serta ide atau ruang diskusi seperti tadi, setidaknya dunia usaha akan terketuk. Ia meminta kepada pemerintah daerah dan dunia usaha untuk terlibat  ke dalam usaha meningkatkan kapasitas masyarakat dan LSM.

” Jangan LSM menentang-nentang pengusaha, tapi ajak terlibat memikirkan ide dan gagasan lebih besar untuk kepentingan kapasitas masyarakat. Jadi ke depan dunia usaha  harus mendukung,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Loteng, Lalu Fathul Bahri menegaskan LSM  itu sangat penting. Mereka menurutnya, jadi filter, penyaring.

Keberadaan KEK di Loteng luar biasa memberi dampak. Ini menurutnya, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp35 Miliar  tujuh tahun terakhir menjadi Rp215 Miliar lebih.

Dengan adanya KEK, Pemkab Loteng memproyeksikan akan tumbuh setidaknya 5000 kamar hotel. Di setiap satu kamar, ada Rp 100 ribu untuk daerah. Ada minimal dua petugas room service per kamar.

” Anda bayangkan itu baru satu sektor saja. Belum sektor lain, seperti jasa, perdagangan, telur, sayur mayur dan jutaan ton beras dan daging,” kata Fathul lagi.

Wakil Bupati menyampaikan rasa terimakasih kepada Gubernur NTB karena sinergitas dan lobinya dengan pusat, Loteng mendapat alokasi anggaran Rp1,3 Trilliun untuk perluasan jalan dan jembatan menuju KEK. Pemkab Loteng kata dia,  berterimakasih kepada gubernur yang ikut memprioritaskan pembangunan Loteng.

“Ada masalah pembebasan lahan di Loteng yang menyangkut KEK. Dengan bantuan LSM dan pak Gubernur, diharapkan akan ada solusi. Banyak masukan dan demonstrasi, menjadi ciri pemerintahan yang maju,” demikian Fathul.

Ketua LSM ALRM NTB, Lalu Hizi, memberikan pernyataan terbuka kepada pers dan seluruh NGO untuk mengubah pola atau paradigma pergerakan. Jika dulu, pergerakan sifatnya keras menghujat hanya untuk menyalurkan kepentingan, sekarang tidak lagi.

“Kita ubah pergerakan dengan peningkatan kapasitas dan adu ide, gagasan dan pemanfaatan peluang untuk membantu pemerintah dan dunia usaha. Kita harus terlibat di dalamnya,” ujar Lalu Hizi.

Ia pun menyoroti, beberapa NGO yang kurang memahami membaca data atau infografis mengenai data terbaru angka kunjungan wisata NTB.

” Hati hati kita membaca data atau infografis. Angka kunjungan wisata kita justru naik, bergerak cepat dengan adanya direct flight Asutralia dan Malaysia. Angka itu turun karena sempat terjun bebas akibat bencana gempa. Kita harus sadar, dengan pola dan inovasi pemerintah soal direct flight tadi, selisih penurunan angka itu bisa dipersempit, bahkan menggembirakan,” demikian, Lalu Hizi. (*)

www.lombokfokus.com