Hebat, Dua Pemuda Asal Batukliang Inisiasi Tanaman Sayur Hidroponik.

Foto : Bagong Pemuda Selebung II (Kiri), RyanPemuda Lendang Paok (Kanan). (colase/Pian)

LOTENG, LOMBOK FOKUS|Budidaya tanaman sayuran dengan sistem Hidroponik saat ini banyak digemari warga. Tanpa terkecuali warga di Selebung, Kecamatan Batukliang, kabupaten Lombok Tengah.

Menanam dengan sistem hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik sendiri lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Sehingga, teknik ini bisa kalian lakukan di berbagai macam media.

gambar Iklan

Salah satu media yang sering digunakan adalah pipa paralon. Pipa paralon yang sudah diukur menyesuaikan tempat nantinya akan di lubangi dengan diameter sekitar 5 cm.

Seperti yang di lakukan pemuda asal Desa selebung ini. Pemuda yang akrab disapa Bagong, saat ini sedang menggeluti teknik berkebun dengan sistem hidroponik.

Rasa gabut akibat pandemi Covid-19, berdiam diri dirumah tanpa bisa berbuat apa-apa. Berawal dari itu, Bagong mulai menanam sayur hidroponik dengan terinspirasi dari video di YouTube. Kini halaman sempit di rumahnya di manfaatkan sebagai lahan menanam sayur hidroponik.

Berbeda dengan yang di lakukan pemuda di Dusun Ld. Paok, dia memanfaatkan barang bekas sebagai media menanam sayur hidroponik. Styrofoam bekas box buah dia manfaatkan sebagai wadah menanam sayur hidroponik dengan sistem mengapung.

Sama seperti Bagong, Pemuda yang akrab Ryan ini juga belajar hidroponik dari Internet/YouTube.

“Awalnya karena suka bercocok tanam. Tapi kalau dulu itu dari bunga, habis itu coba tanam sayur-sayuran. Awal belajarnya itu saya cari di internet. Pelan-pelan saya ikuti caranya itu gimana,” ujarnya.

Ia memanfaatkan botol-botol plastik yang sudah tidak dipakai lagi sebagai media tanam.

“Ini juga saya pakai botol plastik untuk menanam. Lumayan menghemat biaya, juga mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar”katanya.

Ryan melakukan kegiatan bercocok tanam ini untuk mengisi pekarangan rumahnya supaya tidak terlihat kosong. Ia juga mengaku ketika hasilnya sudah dapat dipanen, hanya untuk dikonsumsi orang rumah.

“pas nanti panen cuman buat makan sama orang-orang rumah, merasakan gimana rasanya menanam sendiri dan menikmatinya sendiri”

Ia juga akan menanam dengan porsi banyak jika ada yang siap membeli sayur hidroponiknya.

“Nanti kalo ada yang siap membeli sayur hidroponik ini, saya akan bermodal lebih banyak lagi untuk menanam sayur hidroponik ini. Tapi kan sekarang kita masih coba-coba dulu.” Katanya.

Ia juga menambahkan, selain caranya yang mudah dan dapat diikuti di internet, hidroponik ini tidak memerlukan lahan yang luas dan juga tidak perlu disiram setiap saat.

“Sebenarnya teknik hidroponik ini gampang, dia hanya memakai air yang mengalir. Yang terpenting akarnya itu kerendam, terus itu ini juga tidak pakai tanah sama sekali. Hanya yang perlu di perhatikan adalah airnya itu kita kasih nutrisi untuk vitamin tanamannya itu dan terkena sinar matahari,” tambahnya.

Ketika ditanya mengenai modal awal untuk memulai bercocok tanam dengan teknik hidroponik, Ryan mengaku perlu modal ratusan ribu rupiah.

“Kalau modal sekitar 500-an ribu. Itu untuk biaya Netpot, kain flanel, tempat semai, dan lain-lain. Kalo wadah tanamnya kan itu saya menggunakan bekas box buah. Kalau bibit nggak begitu mahal, tergantung kita mau nanam apa,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan kepada semua orang yang ingin mencoba teknik hidroponik tersebut untuk mengisi waktu di rumah selama musim Corona ini.

“Intinya kalau mau memulai jangan takut gagal. Kegiatan ini membuat kita bisa menjadi lebih produktif di rumah saat Pandemi ini. Ajaknya.

Kegiatan satu ini dapat menjadi alternatif untuk mengisi waktu kalian saat berada di rumah. Selain dapat menghemat biaya berbelanja di pasar, kalian akan menikmati rasa kepuasan tersendiri dalam menikmati hasil upaya kalian dalam bercocok tanam seperti Tegar dan Rian. (Red/LF.06)

www.lombokfokus.com