MATARAM (Lombok Fokus) – Tidak hanya pemerintah, aktivis pun turun gunung menangani rumah korban gempa di Lombok Utara. Terdapat 34 Rumah Instan Kayu Sehat yang berhasil dibangun. Muhammad Akbar Jadi dan Muhammad Yusuf Mansyur merupakan salah satu inisiator untuk pembangunan RIKA Sehat ini.
Menurutnya, tidak gampang membangun rumah tahan gempa itu. Harus melalui proses panjang sesuai sistem yang ada. Pihaknya akan meluncurkan rumah tahan gempa itu pada Kamis 1 Agustus 2019 di Dusun Kencong, Desa Sokong, Tanjung, Lombok Utara.
Terdpat enam unit rumah yang siap dihuni di dusun lendang luar desa Malaka Pamenang. Berikutnya 13 unit di dudun Kencong Desa Sokong, Tanjung. “Sisanya sedang dikerjakan dan masih dalam bentuk kerangka,” ujar pemuda yang karib disapa Viken Madrid itu kepada wartawan di Mataram (29/7).
Tidak sendiri, Viken dibantu Coin Foundation dan Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Bali Nusra. Sudah tujuh bulan mereka bergerak membantu korban gempa membangun rumahnya.
Sasarannya pun tidak main-main. Mereka menyasar kelompok masyarakat yang berdomisili di atas bukit. Menginisiasi mereka hingga proses pengerjaan secara gotong royong. Adapun Coin Foundation dan PKC PMII sebagai lembaga advokasi dari pembangunan RTG tersebut.
Dikatakan, masyarakat bisa memanfaatkan bantuan pemerintah Rp 50 juta untuk memperoleh rumah layak dan sehat. Viken membuktikan dengan membangun rumah tipe 36 lengkap dengan MCK. Bahan bangunannya juga sudah diuji oleh institusi terkait baik Perkim, LH, dan kelompok masyarakat.
Tidak heran jika peluncuran RTG itu juga akan melibatkan pemerintah daerah baik Gubernur NTB, Bupati Lombok Utara, TNI dan Polri. “Semua kami undang termasuk rekan-rekan jurnalis untuk melihat langsung kondisi masyarakat korban gempa,” tegasnya.
Dirktur Coin Foundation I Gusti Abdul Azis mengatakan pembangunan ini terealisasi atas kerjasama semua pihak. Tidak terkecuali masyarakat korban gempa. Azis menegaskan persoalan korban gempa merupakan persoalan bersama yang harus dimaksimalkan.
Dengan begitu, kata Azis tidak perlu beropini sehingga terkesan penanganan gempa di NTB berlarut-larut. “Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat memperoleh rumah nyaman yang dibuktikan dengan penyerahan kunci rumah,” ungkapnya.
Senada dengan Azis, Ketua PKC PMII Bali Nusra Azis Muslim mengaku senang dengan realisasi rumah yang mereka hasilkan. Dia menceritakan suka duka dalam membangun RTG masyarakat korban gempa tersebut.
Dia juga mengungkap fakta-fakta yang terjadi di lapangan terkait penanganan rumah korban gempa. Meski begitu, pihaknya mengapresiasi kerja pemerintah untuk menangani korban gempa itu. Lagipula, sejak awal pihaknya sudah membangun mushala serta huntara untuk korban gempa.
Muslim berharap memperoleh peta akurat terkait rumah korban gempa sehingga dapat tertangani dengan cepat. Dengan begitu, semua pihak bisa mengakses secara real mana rumah yang benar-benar sudah ditempati masyarakat. “Kami berharap bantuan media juga untuk bisa memberitakan hal ini dengan akurat,” paparnya.
Selanjutnya, pihaknya akan menggelar Focus Group Diacusion (FGD) terkait penangan korban gempa. Semua pihak akan dilibatkan sehingga persoalan korban gempa tertangani dengan baik dan maksimal. (tan)