Mataram (Detikntbcom) – Sekretaris Dewan NTB, M Mahdi membacakan surat pergantian ketua Fraksi NasDem pada paripurna yang digelar pada, Jumat (19/11) di ruang rapat paripurna DPRD NTB di Mataram.
Isi surat yang dibacakan tersebut, bahwa pimpinan Fraksi Nasdem terjadi perombakan, dari sebelumnya dipimpin Multazam digantikan Bohari Muslim.
Selain surat Nasdem, ada juga masuk dari Fraksi Bintang Perjuangan Nurani Rakyat, untuk mengganti sekretaris, dari Edwin, menjadi Juandi Arif dan surat masuk dari Komisi IV DPRD NTB terkait Raperda jalan.
Terkait pergantian itu, Bohari Muslim mengatakan, sebagai ketua fraksi Nasdem mengatakan dengan adanya pergantian tersebut merupakan bagian dari kerja partai politik dalam melakukan penyegaran internal partai.
“Bagi partai politik pasti melakukan penyegaran. Tidak hanya di Nasdem saja tetapi di partai lain pun pasti melakukan hal serupa seperti yang dilakukan partai Nasdem. Saya di tunjuk menjadi Ketua Fraksi sekarang itu perintah partai, bukan berarti kepemimpinan sebelumnya kurang dan tidak maksimal. Ini hanya penyegaran saja,” ungkap Anggota Dewan Dapil IV Lombok Timur ini.
Begitu dirinya ditunjuk menjadi ketua fraksi partai Nasdem, ia sudah melakukan pemetaan konsolidasi internal, baik di tingkat DPW, DPD dan DPC khususnya di DPRD NTB untuk menangkap isu strategis daerah yang secara sporadis muncul.
“Pekerjaan yang harus kita siapkan kedepan yakni akan lakukan konsolidasi internal partai dulu. Baru setelahnya akan kita susun Rencana Kerja Tahunan (RKT) partai tahun 2022,” ucapnya.
Sisi lain pihaknya menegaskan akan mengawal kepemimpinan Zul-Rohmi hingga akhir memimpin NTB. Terutama memaksimalkan peran fraksi dalam membantu tugas Pemerintahan kedepan.
“Menjadi kewajiban kita untuk membantu pemerintah. Termasuk menjembatani fraksi lain di Dewan apabila ada kebijakan yang keliru. Itupun tergantung dinamikanya seperti apa nanti,” cetusnya.
Selain itu soal ada rumor yang beredar bahwa Nasdem setelah di Pimpin Wagub, Hj. Sitti Rohmi Djalilah sebagai orang nomor dua di Provinsi NTB. Bahwa sikap kritisnya dipertanyakan, tidak setajam sebelumnya? H Bohari menegaskan, perbedaan sikap partai Nasdem, tidak mengkritik pemerintah di luar dari substansi kebijakan. Melainkan kritik Nasdem selama ini selalu konstruktif dan solutif.
Artinya katanya, tidak ada pengaruhnya antara ketua yang baru dengan ketua yang lama. Juga diperkuat dengan perintah DPP sepanjang ada kebijakan pemerintah yang keluar dari koridor, tidak pro rakyat. Tentu ruang untuk meluruskannya terbuka bagi partai Nasdem.
“Tentu kritik yang konstruktif. Tidak asal-asalan harus ada solusi terbaik. Percuma juga mengkitik tanpa solusi sama saja tidak membantu pemerintah,”ucapnya.
Dijelaskannya juga selama ini kebijakan Pemerintah tidak pernah keliru. Tetapi masalah terbesarnya ada pada kebijakan SKPD yang tidak singkron dengan visi pemerintahan.
Ada kebijakan yang kadang keliru dikeluarkan SKPD. Kemungkinan itu yang kita luruskan bersama,” pungkasnya. (Iba/Ist)