Detikntbcom – Saling lapor antara DPRD NTB dengan para mahasiswa terus berlanjut. Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda nampknya belum memberikan tanda-tanda akan mencabut laporan dugaan pengrusakan gerbang kantor dewan.
”Kami belum bicarakan, nanti kami bicarakan,” kata Isvie usai menghadiri upacara persiapan pengamanan Pilkada di lapangan Polda NTB, Jumat 22 November 2024.
Isvie lebih memilih irit berkomentar meski ditanya perannya sebagai ketua Ikatan Alumni Universitas Mataram (IKA Unram).
Padahal, mahasiswa yang melaporkannya sendiri adalah Ketua BEM Unram Herianto dan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Melawan.
”Belum kita bicarakan. Silakan tanyakan ke pak Kapolda,” ujar dia.
Aksi unjuk rasa 23 Agustus 2024 itu berakhir dengan perusakan gerbang kantor DPRD NTB. Sekretaris Dewan pun melaporkan sejumlah mahasiswa ke Polda NTB.
polisi pun menetapkan enam mahasiswa sebagai tersangka. Salah satu alasan DPRD NTB ngotot memproses perusakan gerbang ini diduga karena ada indikasi pelecehan seksual saat aksi tersebut.
Tuduhan pelecehan seksual ini membuat mahasiswa geram. Mereka menuding pernyataan Ketua DPRD NTB ini sebagai fitnah dan pencemaran nama baik. Sehingga, Ketua DPRD NTB dilaporkan ke Polda NTB.
”Kami melaporkan Ibu Baiq Isvie Rupaeda selaku ketua DPRD NTB sebagai terlapor atas dugaan tindak pidana fitnah dan mencemarkan nama baik,” kata Ketua BEM Unram Herianto, Selasa (19/11).
Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat menegaskan, pihaknya siap menindaklanjuti laporan para mahasiswa.
Terlepas yang dilaporkan para mahasiswa adalah ketua DPRD NTB. Dia memastikan penegakan hukum tidak akan tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas.
”Kami akan menegakkan hukum secara profesional. Kami juga tidak punya hubungan pribadi secara emosional dengan ketua DPRD,” jelasnya. (Iba/Ist)