Tanpa Tambang, Ekonomi NTB Tetap Tumbuh 2,82 Persen di Triwulan III

Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin. (Iba/Ist)
Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin. (Iba/Ist)

Detikntbcom – Perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah tekanan sektor tambang. Setelah sempat terkontraksi minus 0,82 persen (yoy) pada triwulan II tahun ini akibat pembatasan ekspor mineral, ekonomi NTB kembali tumbuh positif sebesar 2,82 persen (yoy) pada triwulan III 2025.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Wahyuddin, mengatakan bahwa kinerja ekonomi daerah mulai menunjukkan pemulihan berkat meningkatnya aktivitas di berbagai sektor non-tambang. “Jika tanpa sektor pertambangan, pertumbuhan ekonomi NTB bahkan mencapai 7,86 persen (yoy), lebih tinggi dari rata-rata nasional,” ujarnya di Mataram, Kamis 6 November 2025.

Diversifikasi Ekonomi Jadi Arah Kebijakan

Wahyuddin menjelaskan, capaian ini menegaskan bahwa struktur ekonomi NTB mulai bertransformasi menuju kemandirian dan keberlanjutan. Menurutnya, sektor pertanian dan pariwisata memiliki potensi besar dalam menopang ekonomi daerah ke depan.

“Dalam jangka panjang, kita akan terus mendorong diversifikasi ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada pertambangan. NTB memiliki kekuatan di sektor pertanian dan pariwisata yang terbukti mampu menjaga stabilitas ekonomi daerah,” ujarnya.

Sektor dengan Pertumbuhan Tertinggi

Berdasarkan data BPS, sejumlah sektor menunjukkan kinerja impresif pada triwulan III 2025 yaitu Industri pengolahan tumbuh paling tinggi sebesar 66,65 persen, disusul akomodasi dan makanan-minuman meningkat 6,96 persen.

“Dan Jasa keuangan dan asuransi tumbuh 6,70 persen,” ungkapnya.

Kontributor Terbesar PDRB NTB

Adapun dari sisi kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor pertanian masih menjadi penopang utama dengan kontribusi 22,92 persen, disusul pertambangan dan penggalian sebesar 15,36 persen serta perdagangan besar dan eceran sebesar 14,27 persen.

Pariwisata dan Keuangan Jadi Penggerak

Wahyuddin menambahkan, pertumbuhan ekonomi NTB juga dipicu oleh meningkatnya aktivitas pariwisata dan sektor keuangan.

“Jumlah kunjungan wisatawan naik 21,06 persen, sedangkan tamu menginap di hotel meningkat 28,16 persen. Aktivitas perbankan dan transaksi keuangan juga naik sekitar 6,70 persen, menunjukkan geliat ekonomi masyarakat yang semakin membaik,” jelasnya.

NTB Menuju Ekonomi Berkelanjutan

Dengan tren positif ini, Wahyuddin optimistis NTB berada di jalur yang tepat menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Ia menegaskan, transformasi menuju sektor-sektor produktif non-tambang akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi daerah di masa mendatang.

Komentar Gubernur NTB

Menanggapi hal tersebut, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mempercepat upaya diversifikasi ekonomi agar tidak lagi bergantung pada sektor pertambangan.

“Dalam jangka panjang, kita akan memasifkan diversifikasi ekonomi NTB. Sektor pertanian dan pariwisata memiliki potensi besar dalam menopang ekonomi NTB ke depan,” ujar Gubernur Iqbal. (Iba)