Mataram (Detikntbcom) – Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi Bali dan Nusa Tenggara (HMI Badko Bali Nusra) mendukung penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi G20 ke-17 yang diselenggaran di Bali pada, 15-16 November 2022 mendatang.
“Artinya pertemuan tersebut adalah sebuah pertemuan dengan berbagai macam misi positif dalam rangka menjawab tantangan zaman ke depan dan wajib kita dukung,” jelas Ketua Umum HMI Badko Bali Nusra Arif Kurniadin seperti siaran pers diterima Detikntbcom pada, Kamis, 10 November 2022 di Mataram.
Menurutnya, kegiatan KTT G20 adalah pertemuan kelompok yang terdiri 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan satu organisasi antar pemerintah dan supranasional yaitu Uni Eropa.
“Istimewanya adalah Indonesia adalah satu satunya Negara Asean yang tergabung dalam KTT G20 tersebut dan menjadi tuan rumah pertemuan tersebut,” Kata Arif diterima Detikntbcom pada, Kamis, 10 November 2022 di Mataram.
Arif menegaskan, tidak ada alasan bagi HMI MPO Badko Bali Nusra untuk tidak mendukung pertemuan tersebut, mengingat pertemuan tersebut adalah sebuah pertemuan yang diyakini akan membawa dampak positif bagi kemanafaatan rakyat indonesia dan dunia.
“Dampak positifnya tak hanya dirasakan langsung oleh lembaga-lembaga besar atau perusahaan perusahaan besar, seperti perhotelan dan lain lain, namun pasti akan dirasakan oleh masyarakat secara langsung lewat transportasi, UMKM, dan pariwisata,” paparnya.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, perputaran ekonomi lewat pertemuan tersebut akan jauh lebih meningkat, sehingga dapat mendongkrak perkembangan perekonomian lokal dan nasional yang dulu sempat tersendat akibat pengaruh pandemi Covid-19.
“Pertemuan tersebut tidak hanya sebatas membahas hubungan kerja sama di bidang ekspor impor, melainkan juga membahas masalah kesehatan,” kata Gebis sapaan akrabnya.
Mengingat, tambahnya, ada tiga hal yang akan dibahas di sektor kesehatan dalam pertemuan nanti, di antaranya sistem ketahanan kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global serta pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan, persiapan dan respons terhadap krisis kesehatan yang akan datang. (Iba)












