Mori Hanafi Sentil Menhub Minim Armada Kapal: Surplus Pangan Tapi Antrian Pengiriman Lama

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Nasdem Mori Hanafi saat rapat kerja dengan Menteri Perhubungan di Kompleks Senayan Jakarta, Kamis 8 Mei 2025. (Iba)
Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Nasdem Mori Hanafi saat rapat kerja dengan Menteri Perhubungan di Kompleks Senayan Jakarta, Kamis 8 Mei 2025. (Iba)

Detikntbcom – Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Mori Hanafi menyentil Menteri Perhubungan (Menhub) soal distribusi pengiriman bahan pangan dari pelabuhan-pelabuhan yang ada di NTB khusus di Daerah Pemilihannya di Pulau Sumbawa NTB.

Bahkan, Anggota Fraksi Partai Nasdem DPR RI itu melihat, belum terlihat narasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam mendukung visi Presiden Prabowo untuk swasembada pangan. Menurutnya program kementerian harus mendukung visi tersebut.

“Saya enggak pernah melihat narasi besarnya Bapak dalam kaitan bagaimana mempermudah distribusi hasil produksi petani dari daerah-daerah terpencil,” kata Mori dalam Rapat Kerja Komisi V DPR dengan Menhub Dudy Purwagandhi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis 8 Mei 2025.

Mori mengatakan swasembada pangan merupakan salah satu visi besar Presiden Prabowo. Seluruh kementerian/lembaga harus mempunyai program yang sejalan dengan visi tersebut.

Salah satu langkah upaya mempercepat swasembada pangan adalah perintah Presiden Prabowo kepada Bulog untuk menyerap gabah dari petani.

“Ini kan bicara ketahanan pangan. Kami perlu ingatkan dalam forum yang terhormat ini, bahwa ketahanan pangan itu bukan cuma produksi. Tapi termasuk di dalamnya ada distribusi,” ujarnya.

Mori belum melihat rencana kerja dari Kemenhub, baik di Ditjen Perhubungan Darat, Laut, maupun Udara untuk mempermudah dan mempercepat distribusi pangan. Terutama, dari daerah-daerah yang surplus bahan pangan.

Dia mencontohkan di daerah pemilihannya yang meliputi Sumbawa, Dompu, Bima, Sumbawa Barat, dan Kota Bima. Ia menyebut dapilnya surplus produksi beras dan daging. Bahkan, NTB merupakan produsen jagung terbesar di Asia Tenggara.

“Tapi Bapak bisa bayangkan, pelabuhannya tidak bisa mendistribusikan itu dengan baik, Pak. Masa untuk mengirim jagung bisa antre dua minggu. Buat apa kita surplus beras, buat apa kita surplus jagung, kalau kita nggak bisa distribusikan,” tegasnya.

Ia berharap Kemenhub bisa lebih responsif mendukung program swasembada pangan. Khususnya, dengan mempermudah proses distribusi dengan cara menambah kapal-kapal pengakut pangan yang sedianya satu atau dua kali seminggu menjadi satu atau dua kapal pengakut per tiga hari.

“Saya minta pak Menhub untuk memperhatikan aspirasi dari masyarakat yang kami wakili ini dengan menambah armada kapal di pelabuhan-pelabuhan yang ada di pulau Sumbawa. Saya yakin itu akan mempermudah distribusi pangan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain,” tegas Mori. (Iba)